"Saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya nggak besar," kata Sri Mulyani dalam acara Konvensi Sains, Teknologi, Industri Indonesia (KSTI 2025), di Sabuga, ITB, Bandung, Kamis 7 Agustus 2025.
Ia mengatakan kecilnya gaji guru dan dosen ini merupakan tantangan bagi negara. Ia pun melempar pertanyaan apakah kesejahteraan guru dan dosen itu harus menjadi tanggung jawab negara.
"Ini salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat?," sebutnya.
Ia pun mengingat beberapa bulan waktu lalu ada demo dosen terkait tunjangan kinerja. Di mana para dosen tidak mendapatkan hak mereka.
Tapi menurutnya, menjadi dosen bukan berarti punya privilege untuk mendapatkan tunjangan. Dosenn harus mampu menunjukkan intelektualitas, kepandaian maupun kemampuan untuk meraih prestasi.
"Itu bukan asas sama rata dan rasa, begitu jadi dosen bukan berarti punya hak privilese untuk mendapatkan tunjangan. Dosen juga harus diukur kinerjanya dan inilah yang mungkin jadi salah satu ujian bagi Indonesia. Are we rewarding the achievement atau are we going to distributing the money for the seek of just equality," ungkapnya.
| Baca juga: Sri Mulyani Sesalkan Banyak Sekolah Enggak Tahu Cara Habiskan Dana Pendidikan yang Tepat |
Menurutnya pemberian tunjangan kepada pendidik harus didesain dengan baik. Agar tunjangan berpengaruh terhadap kualitas pendidik.
"Ini merupakan desain insentif yang menurut saya dari kelompok perguruan tinggi harus membahas dan mempertanyakan diri sendiri dan mungkin juga merekomendasi what kind of incentive system yang harusnya kita establish untuk benar-benar menghasilkan hasil yang baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
