"Jadi kami sebagai ASN siap. Semua akan siap untuk menerima itu dan kami akan melakukan semua yang sesuai dengan aturan yang ada," kata seorang kepala sekolah Suyoto, Kamis, 29 Mei 2025.
Suyoto menyebut sudah menjadi kewajiban guru untuk mengajarkan calistung pada murid. Apalagi di tempatnya ada komunitas calistung yang memang disediakan untuk anak yang belum bisa calistung.
"Jadi, di Kampung Bali itu ada komunitas Calistung. Setelah nanti masuk, selain dari tiap kelas masing-masing itu, nanti kami juga akan men-cover kelas berapa, siapa anaknya yang memang kurang dalam Calistung, semuanya akan kita tarik ke dalam komunitas Calistung kita," beber Suyoto, Kamis, 29 Mei 2025.
Suyoto menyebut orang tua juga menyambut baik penghapusan tes calistung dalam penerimaan murid baru. Sebab, hal ini bakal memberikan kesempatan setara bagi anak.
"Kalau orang tua ya merasa gembira karena tidak ada yang dibatasi, hanya dibatasi dari segi domisili, dari segi usia," tutur dia.
Baca juga: Obsesi dan Ambisi Orang Tua Bikin Tes Calistung Masuk SD Tak Hilang |
Dalam sistem penerimaan murid baru, persyaratan umum bagi calon murid yang akan masuk jenjang SD harus memenuhi batas usia dan/atau telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang sebelumnya. Usia minimal jenjang SD di SPMB 2025 diprioritaskan untuk usia 7 tahun.
Namun, bagi calon murid berusia terendah 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan, dapat mendaftar SD bila memiliki kecerdasan dan atau bakat istimewa, serta kesiapan psikis. Keterangan ini harus direkomendasikan melalui keterangan tertulis oleh psikologi profesional.
Sebelumnya, Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025 tentang Sistem Penerimaan Murid Baru Tahun ajaran 2025/2026 mengatur calon murid baru kelas 1 SD tidak dipersyaratkan mengikuti tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dan/atau bentuk tes lain.
Hal ini bertujuan memberikan kesempatan setara bagi semua anak tanpa membedakan kemampuan awal akademik mereka. Harapannya, tanpa tes calistung anak-anak bisa belajar dengan santai dan berkembang secara menyeluruh baik secara kognitif, emosional, maupun sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News