Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahillah
Ilustrasi. Foto: MI/Bary Fathahillah

Daerah Diminta Menutup Kembali Sekolah jika Penularan Covid-19 Meningkat

Antara • 13 Agustus 2020 11:05
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta pemerintah daerah menutup kembali sekolah jika risiko penularan virus korona (covid-19) di wilayahnya meningkat. Kelas tatap muka tak boleh dipaksakan.
 
"Maka pemerintah daerah wajib menutup kembali satuan pendidikan. Implementasi dan evaluasi pembelajaran tatap muka adalah tanggung jawab pemerintah daerah yang didukung oleh pemerintah pusat," kata Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Evy Mulyani di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020.
 
Ia mengatakan, dinas pendidikan dan dinas Kesehatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta kepala satuan pendidikan harus terus berkoordinasi dengan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Khususnya, dalam memantau risiko penularan covid-19 di daerah.

Pemerintah pusat mengizinkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah daerah zona hijau dan kuning dalam peta risiko penularan covid-19. Dengan catatan, apabila ada persetujuan dari pemerintah daerah, kepala sekolah, komite sekolah, dan orang tua murid.
 
Baca: Kemendikbud Dorong Setiap Kawasan Industri Punya SMK
 
"Meski sekolah sudah melakukan pembelajaran tatap muka, persyaratan terakhir adalah adanya persetujuan dari orang tua peserta didik. Jika orang tua tidak setuju maka peserta didik tetap belajar dari rumah dan tidak dapat dipaksa," ujarnya.
 
 

Pemerintah pusat mengizinkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muda di sekolah secara bertahap dengan beberapa pembatasan. Termasuk, aturan setiap kelas hanya diisi 30 sampai 50 persen dari kapasitas standar kelas.
 
Di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK), setiap kelas yang sesuai standar awal bisa diisi 28 hingga 36 peserta didik. Namun, kini hanya bisa diisi 18 peserta didik.
 
Sekolah Luar Biasa yang semula setiap kelasnya diisi lima hingga delapan orang kini hanya bisa diisi lima peserta didik per kelas. Lalu, setiap kelas dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) yang semula bisa diisi 15 peserta didik kini hanya boleh diisi lima peserta didik.
 
Baca: Nilai Rapor Jadi Pertimbangan Lulus SIMAK UI
 
Waktu belajar juga dikurangi, dan sistem giliran rombongan belajar diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi setiap satuan pendidikan.
 
Evy menambahkan, satuan pendidikan di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar (3T) kebanyakan kesulitan menjalankan sistem pendidikan jarak jauh. Makanya, pemerintah mengizinkan penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan beberapa ketentuan.
 
Saat ini, kata dia, 88 persen dari keseluruhan daerah 3T berada di zona kuning dan hijau. Dengan adanya penyesuaian Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri itu, maka satuan pendidikan yang siap dan ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka memiliki opsi untuk melaksanakannya secara bertahap dengan protokol kesehatan yang ketat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan