Pada Panel 6 diskusi ini, dibahas terkait aplikasi pengukuran kemiskinan multidimensi untuk melihat perhitungan suara masyarakat yang didukung teknologi. Teknologi dan sumber data non-tradisional dapat mendukung pemantauan kesejahteraan di perkotaan selama pandemi.
Dalam hal ini, teknologi membantu pengumpulan suara demokrasi tentang cara terbaik untuk memantau kesejahteraan selama pandemi di daerah perkotaan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan poin-poin penting dalam finance track di G20. Pertama, G20 berkomitmen menggunakan semua instrumen kebijakan dalam mengelola kinerja ekonomi.
Tidak hanya kebijakan pembangunan, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan ketenagakerjaan, G20 berkomitmen untuk membuat kebijakan yang meliputi semua instrumen. “Meski saat ini virus covid-19 masih menghantui, kami percaya bahwa kita bisa keluar dari situasi pandemi ini,” kata Suahasil.
Selanjutnya, G20 sepakat meningkatkan kesadaran, pengawasan, kesiapsiagaan terhadap situasi kesehatan global. Saat ini, ekonomi dan kesehatan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Terlebih, karena adanya pandemi, muncul koneksi antara ekonomi dan kesehatan di negara-negara dunia. G20 juga memperhatikan sustainable finance dengan selalu menggunakan perspektif menengah dan jangka panjang dalam setiap pengambilan keputusan.
Misalnya, di Indonesia, sedang dikembangkan mekanisme transisi energi dari energi batu bara menjadi energi terbarukan ramah lingkungan. Namun, Suahasil mengatakan keseluruhan target G20 ini hanya dapat dicapai bila Indonesia dan negara lain di dunia memiliki sumber daya manusia berkualitas. Oleh karena itu, permasalahan kemiskinan harus diatasi dengan serius.
| Baca juga: Presidensi G20 Indonesia 2022, Momentum Ciptakan Perdamaian Dunia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
