Ilustrasi sound horeg di laut. DOK IG
Ilustrasi sound horeg di laut. DOK IG

Sound Horeg di Laut Bisa Bikin Ikan Bingung, Stres, hingga Gagal Bereproduksi

Renatha Swasty • 30 Mei 2025 15:34
Jakarta: Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Dietriech G Bengen, mengingatkan bahaya sound horeg terhadap ekosistem laut. Dia menyebut suara bising di laut, termasuk dari sound horeg, sonar, lalu lintas kapal, dan aktivitas industri, terbukti merusak ekosistem laut secara serius.
 
Dietriech mengatakan kebisingan laut tidak hanya mengganggu perilaku hewan laut secara langsung. Tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap reproduksi, migrasi, komunikasi, dan kesehatan fisiologis berbagai spesies laut.
 
“Suara keras seperti sound horeg bisa membuat ikan kebingungan, stres, bahkan gagal bereproduksi,” ujar Dietriech, Jumat, 30 Mei 2025.

Dia menuturkan ikan dan larva ikan sangat rentan terhadap suara bising. Gangguan ini meliputi stres hormonal, deformasi larva, hingga kegagalan pemijahan karena komunikasi yang terganggu. Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba juga bisa terdampak.
 
“Mereka mengandalkan ekolokasi untuk bernavigasi. Kebisingan bisa membuat mereka tersesat, bahkan mengalami trauma akustik,” jelas dia.
 
Tak hanya hewan bergerak, terumbu karang dan invertebrata juga mengalami kerusakan akibat ledakan bawah laut dan gelombang suara intens. Suara bising mengganggu proses metamorfosis larva karang serta memutus soundscape alami yang digunakan larva untuk menetap.
 
Baca juga: Enggak Cuma di Darat, Sound Horeg Kini Juga Beraksi di Laut

“Penelitian ilmiah mendukung temuan ini. Studi Jepson et al. (2003) menunjukkan sonar militer menyebabkan paus terdampar karena pendarahan organ dalam. Sementara studi lain oleh Simpson et al. (2015) dan Radford et al. (2007) menunjukkan perubahan perilaku ikan dan gangguan rekrutmen larva akibat kebisingan,” papar dia.
 
Dietriech juga menyoroti dampak kebisingan terhadap sektor perikanan. Suara keras membuat ikan seperti tuna dan kerapu menjauh dari daerah tangkap tradisional.
 
Ini bisa meningkatkan biaya operasional nelayan. Gangguan terhadap pemijahan ikan budi daya seperti kerang dan tiram juga dapat menurunkan produktivitas.
 
Dietriech mengimbau kolaborasi lintas pihak perlu diupayakan dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah daerah dan desa pesisir, komunitas diving dan wisata bahari, serta universitas melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik laut.
 
"Perlunya edukasi publik dan nelayan mengenai bahaya polusi suara laut. Perlu ada sosialisasi, pelatihan teknis, dan penerapan zona tenang laut. Edukasi masyarakat harus berbasis lokal dan berkelanjutan,” tegas dia.
 
Dia mengatakan kampanye publik seperti “Laut Butuh Sunyi untuk Tetap Hidup” dan pembentukan zona akustik sensitif di wilayah habitat laut menjadi langkah penting menjaga kesehatan ekosistem laut dari ancaman kebisingan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan