Deretan pemimpin pemberontakan PRRI.
Selain ketua dewan-dewan di Sumatra, adapun beberapa pelopor PRRI lainnya, seperti:- Sjafruddin Prawiranegara
- Assaat Dt. Mudo
- Soemitro Djojohadikoesoemo
- Moh. Sjafei
- J. F. Warouw
- Saladin Sarumpaet
- Muchtar Lintang
- Saleh Lahade
- Ayah Gani Usman
- Dahlan Djambek
Adapun keputusan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut, yaitu akan dibuat sebuah pemerintahan tandingan bila tuntutan dari PRRI tidak dipenuhi. Mulai dari situ, Kolonel Ahmad Husein yang memiliki kekuasaan di bidang militer, mulai melakukan penyelundupan senjata ke Sumatra Tengah, di mana pada masa itu Sumatra Barat belum memiliki otonomi daerah sendiri.
Sayangnya, ultimatum yang ditujukan kepada Kabinet Djuanda dan Presiden Soekarno ditolak tegas oleh Perdana Menteri Djuanda. Adanya penolakan dari Perdana Menteri Djuanda ini membuat Ahmad Husein sebagai Ketua Dewan Perjuangan melakukan tindakan selanjutnya, yaitu membentuk pemerintahan tandingan yang bernama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Terjadilah pemberontakan PRRI pada 15 Februari 1958. Lokasi pemberontakan PRRI terletak di Bukittinggi, Sumatra Tengah, dengan membentuk Kabinet PRRI di mana Sjarifuddin Prawiranegara menjabat sebagai Perdana Menterinya.