Perjalanan pembuatan lengan bionik
Perjalanan Karla Bionics dimulai pada 2018-2019 sewaktu Syaiful Hammam sedang melakukan tugas akhirnya dan dibimbing oleh Andar Bagus. Pada periode tersebut, Wildan bertemu dengan Syaiful dan Yayat untuk berkolaborasi bersama dalam pengembangan lengan prostetik.Setelah mendapatkan pendanaan dari Program Pengabdian Masyarakat P2MI FTI LPPM ITB, Karla Bionics terbentuk pada 2022 dan mendapatkan pendanaan selanjutnya dari Hibah Start-Up LPIK ITB. Adapun mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini, baik dalam rangka kerja praktek maupun tugas akhir di antaranya: Kevin Hendra (MR), Alfa Tazlia (MR), Andy Lucky (EL), Ahmad Risyad G.T. (MT), dan Hilmy Ilham (ME).
Salah satu fitur yang menonjol dari inovasi lengan prostetik Karla Bionics adalah harganya yang terjangkau akibat BPJS umum hanya bisa membayar Rp2,5 juta, harga yang jauh di bawah kisaran harga lengan prostektik pasif/kosmetik kisaran Rp3-10 juta. Untuk lengan prostetik aktif yang body powered maupun electrical powered lebih mahal dan bisa mencapai Rp200 juta.
Selain itu, kebanyakan tangan yang beredar di pasar pasif, yaitu tidak bisa bergerak. Pembuatan soketnya pun dari resin dan komponennya disesuaikan satu per satu dengan pengguna sehingga secara ekonomi tidak bisa murah.
Karena permasalahan tersebut, solusi yang ditawarkan oleh Syaiful adalah pengaplikasian thermoforming principle, di mana plastik panas ditekan ke sebuah pola untuk membentuk cetakannya. Dengan faktor lebih murah, Tim Karla Bionics mulai melaksanakan teknologi produksi tersebut menggunakan PVC dan merangkai prototipenya.
Supaya lengan prostetiknya kelihatan lebih keren, tim Karla Bionics menempelkan carbon fiber sticker yang biasa dijual sebagai stiker motor untuk ke plastik termoform yang tercetak agar memberi kesan robotik. Keunggulan lain dalam penggunaan bahan-bahan ini adalah ringan dan tahan lama.
Prototipe lengan prostetik ini juga beroperasi dengan anggota badan lain atau dikenal sebagai body powered. Mekanika penggerakan ini berfokus kepada tali di belakang tangan pengguna yang satu lagi supaya lengan prostetik dapat dikontrol oleh lengan lainnya.