Ajang ini dipercaya mampu menjaring dan melihat potensi pelajar SMA dibidang IT. Kompetisi ini diharapkan memacu hadirnya generasi muda melek teknologi.
“Kita ingin menciptakan pemimpin muda yang menjadi inspirasi bagi kaumnya agar talenta ini tidak padam di tengah jalan. Kompetisi ini adalah dorongan dan medan aktualisasi diri bagi mereka," ujar Plt Kepala Puspresnas Kemendikbudristek Asep Sukmayadi dalam acara Silaturahmi Merdeka Belajar, Senin, 8 Agustus 2022.
Asep mengapresiasi pihak-pihak yang membantu dan mendukung Indonesia menjadi tuan rumah IOI. Mulai dari Kementerian dan Lembaga, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI).
“Dalam mempersiapkan acara ini kami menggandeng TOKI dan alumni IOI Indonesia, karena ini jadi kesempatan bagi putra putri bertalenta Indonesia untuk saling belajar satu sama lain. Kita juga undang sekretariat IOI pusat untuk melihat kesiapan kita menyelenggarakan IOI ini," ungkap Asep.
Asep menuturkan dalam mendukung kecintaan generasi muda Indonesia di bidang komputer kementerian selalu mengembangkan materi pembinaan relevan bagi peserta. Apresiasi dan komitmen Kemendikbudristek diwujudkan dengan memberi beasiswa talenta sejak dua tahun terakhir.
"Kami dorong mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik sehingga mereka bisa menjaga dan mengembangkan talentanya untuk pada akhirnya berkontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan bangsa," ujar Asep.
Pembina TOKI, Inggriani Liem, memaparkan peserta telah dilatih untuk IOI sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Talenta belia pada jenjang tersebut dibidik dan diikutsertakan dalam berbagai kompetisi berskala lokal hingga nasional sampai jenjang SMA.
"Pembinaan yang lebih intens mulai dilakukan selama dua tahun ketika para juara tingkat kabupaten/kota ini ada di SMA. Dalam proses pembinaan, setiap tahunnya materi kurikulum untuk mereka terus meningkat. Tak heran jika perolehan medali tim Indonesia setiap tahunnya juga terus meningkat," kata Inge.
Inge menuturkan metode pelatihan yang semakin baik juga menjadi salah satu indikator keberhasilan tim Indonesia di berbagai ajang kompetisi internasional. Khusus olimpiade komputer, peserta didorong berpikir lebih komputasional.
"Misalnya kita latih mereka mengerjakan setiap soal selama 3 menit. Ini menjadi dasar bagi lahirnya solusi dalam penguatan pola pikir kritis baik secara literasi maupun komputerisasi," papar Inge.
IOI ke-34 akan diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 7-15 Agustus 2022. Ajang ini menjadi kesempatan bagi generasi berbakat Indonesia mengasah kompetensi dan mengaktualisasikan diri lebih luas.
Tim penyelenggara IOI 2022 telah melakukan berbagai koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait seperti Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membantu menyiapkan kedatangan peserta dari luar negeri. Sebanyak 360 peserta dari 89 tim diperkirakan hadir.
Sebagai tuan rumah, tahun ini Indonesia berkesempatan mengirimkan dua tim masing-masing terdiri atas empat orang. Tim I terdiri dari Albert Yulius Ramahalim dari SMA Katolik Ricci I Jakarta Barat, Juan Carlo Vieri dari SMA Intan Permata Hati Surabaya, Maximilliano Utomo dari SMA Xin Zhong Surabaya, dan Joseph Oliver Lim dari SMAK 1 Penabur Jakarta. Kemudian, Tim II terdiri dari Albert Ariel Putra dari SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo, Matthew Allan dari SMA Kanisius Jakarta, Andrew dari SMA S Sutomo 1 Medan, dan Vannes Wijaya dari SMAN 8 Pekanbaru.
| Baca juga: IOI: Ajang Aktualisasi Kompetensi Antargenerasi Muda Dunia di Bidang Informatika |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
