Namun, di era modern ini, kebangkitan bisa dilanjutkan melalui pemikiran kritis, semangat belajar, dan aksi nyata untuk kemajuan bangsa. Salah satu tempat yang menjadi saksi dari kebangkitan bangsa adalah Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Senen, Jakarta Pusat.
Museum ini dulunya adalah Stovia, sebuah sekolah kedokteran yang didirikan pada tahun 1902. Di sinilah para pelajar dari berbagai daerah di Indonesia tidak hanya belajar ilmu kedokteran, tetapi juga mulai merancang cita-cita besar untuk masa depan bangsa.
Pada 20 Mei 1908, dari tempat ini lahir organisasi pertama yang membawa semangat pergerakan modern di Indonesia, Boedi Oetomo. Organisasi ini menjadi tonggak sejarah penting yang menandakan perjuangan untuk kemerdekaan bukanlah pekerjaan seorang diri, melainkan harus dilakukan bersama-sama.
Ini mengingatkan bahwa kebangkitan nasional bukan hanya tentang satu individu, tapi tentang gotong royong, semangat kebersamaan, dan visi untuk masa depan yang lebih baik. Sekarang, gedung yang dulu menjadi tempat belajar dan berdiskusi ini telah bertransformasi menjadi Museum Kebangkitan Nasional, yang menyimpan banyak peninggalan sejarah pergerakan bangsa.
Dari ruang kelas, asrama, hingga berbagai benda peninggalan dari masa perjuangan, setiap sudut museum ini mengajak menyelami semangat zaman dan menggugah untuk terus melanjutkan perjuangan yang telah dimulai oleh para pendahulu.
Museum ini bukan sekadar bangunan bersejarah. Ia juga merupakan ruang refleksi, tempat merenung bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil. Dari diskusi, kepedulian, hingga keinginan untuk membuat masa depan bangsa lebih baik.
Melalui kunjungan ke museum ini, pengunjung diingatkan kebangkitan bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi tentang keberanian menghadapi tantangan di masa depan dengan semangat belajar, bersatu, dan berkontribusi demi Indonesia yang lebih maju.
Baca juga: Museum Basoeki Abdullah: Warisan Seni dari Sang Maestro untuk Indonesia |
Museum Kebangkitan Nasional adalah sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang lahirnya kesadaran nasional dan pergerakan organisasi modern Boedi Oetomo. Museum ini buka dari Selasa hingga Minggu, pukul 08.00–16.00 WIB, dan tutup pada Senin serta hari libur nasional.
Mulai 1 Agustus 2024, tarif masuk Museum Kebangkitan Nasional disesuaikan sebagai berikut:
- Anak-anak (3–12 tahun): Rp3.000
- Dewasa: Rp5.000
- WNA (Anak dan Dewasa): Rp25.000
Museum ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung, seperti perpustakaan, ruang audio visual, musala, kantin, toilet umum dan difabel, aula, serta tempat parkir. Pengunjung yang datang dengan menggunakan transportasi umum dapat menggunakan rute Transjakarta (TJ 1P dan 2P) atau turun di Stasiun Gondangdia dan Gang Sentiong untuk akses kereta.
Kalau kamu berencana datang bersama rombongan besar atau ingin mengajukan permohonan kegiatan seperti penelitian atau kolaborasi, pastikan mengirimkan permohonan minimal 7 hari sebelumnya melalui email ke muskitnas@kemdikbud.go.id.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional! Mari kita teruskan semangat perjuangan bangsa dengan cara-cara yang relevan di era ini melalui pemikiran kritis, semangat belajar, dan aksi nyata.
Museum Kebangkitan Nasional mengingatkan kita bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil. Sebagai generasi muda, kini saatnya kita berkolaborasi untuk Indonesia yang lebih maju. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id