Basoeki Abdullah lahir di Solo pada 27 Januari 1915, dari pasangan R. Abdullah Suryosubroto dan Nganten Ngadisah. Ia juga merupakan cucu dari dr. Wahidin Sudirohusodo, tokoh penting dalam kebangkitan nasional. Sejak muda, Basoeki sudah menunjukkan bakat seni yang menonjol.
Pada usia 18 tahun, ia menggelar pameran perdananya di Bandung. Karya-karyanya yang memikat kemudian membawanya mendapatkan beasiswa studi seni di Belanda.
Namanya semakin dikenal dunia setelah memenangkan lomba melukis potret Ratu Juliana dari Belanda. Sejak saat itu, Basoeki dikenal luas sebagai pelukis bergaya realis dan naturalis yang karyanya penuh detail dan ekspresi.
Meskipun berkiprah di luar negeri, kecintaannya pada Indonesia tidak pernah pudar. Baginya, seni adalah bentuk perjuangan yang mampu menumbuhkan semangat kebangsaan.
Sebagai wujud cinta pada Tanah Air, Basoeki menghibahkan rumah tinggalnya kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1998. Rumah tersebut kemudian direnovasi dan diresmikan sebagai museum pada 25 September 2001.
Baca juga: Hari Museum Internasional, Dosen UNAIR Soroti Maraknya Curian Koleksi |
Museum Basoeki Abdullah menyimpan beragam koleksi yang merepresentasikan kehidupan dan karya sang maestro, mulai dari lukisan, wayang, keris, patung, hingga buku dan barang-barang pribadinya.
Dikutip dari akun Instagram @kemenkebud, Museum Basoeki Abdullah merupakan rumah inspirasi seni yang hidup, tempat di mana warisan kreatif Basoeki Abdullah terus menyala dan menginspirasi generasi baru seniman Indonesia. Museum ini tidak hanya menampilkan karya visual, tetapi juga menyuguhkan suasana hangat dan intim, yang memungkinkan pengunjung menyelami kehidupan pribadi sang seniman.
Beberapa karya fenomenal seperti seri Kepala Negara KTT-GNB (1992) dan Flora Fauna Kekayaan Langka dapat ditemukan di ruang pameran tetap. Namun lebih dari itu, museum ini juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan kreatif, seperti lokakarya seni rupa, lomba melukis, seminar budaya, serta pameran temporer yang melibatkan seniman muda.
Museum Basoeki Abdullah bukan hanya tempat mengenang, tapi juga ruang pembinaan seni dan budaya yang terus hidup. Sebuah warisan yang membuktikan bahwa cinta pada negeri bisa abadi lewat kanvas dan warna.
Ayo, kunjungi Museum Basoeki Abdullah dan rasakan langsung semangat seni yang hidup dari sang maestro! (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News