“Saya memilih program ini karena melanjutkan jalur akademik yang saya mulai di Universitas Al-Azhar Gaza, tempat saya lulus dari Fakultas Pendidikan dengan fokus pada Studi Islam,” ungkap Bayan dalam siaran pers, Selasa, 16 September 2025.
Setelah melakukan riset, Bayan menemukan UIII menyediakan lingkungan akademik yang suportif, dengan dosen-dosen berkompeten serta kurikulum yang komprehensif. Bagi Bayan, UIII bukan sekadar institusi akademik.
UIII adalah ruang harapan, tempat ia ingin memperkuat keterampilan akademik dan kemampuan berpikir kritis. Dia juga ingin menumbuhkan suaranya sebagai seorang cendekiawan meski berasal dari tanah air yang penuh kesulitan.
| Baca juga: UIII Sambut 244 Mahasiswa Baru dari 28 Negara |
“Saya yakin belajar di UIII akan membuat saya lebih produktif dalam menghasilkan penelitian dan publikasi ilmiah,” kata dia.
Visi akademiknya mengintegrasikan khazanah keilmuan Islam klasik dengan kajian Islam kontemporer, jembatan yang diyakininya sangat penting untuk menjawab tantangan intelektual masa kini. Namun, di balik cita-cita akademik itu, tersimpan kisah pribadi tentang ketangguhan, keyakinan, dan tekad tak tergoyahkan.
Perjalanannya dari Gaza menuju Depok membawa cita-cita pribadi sekaligus harapan banyak pemuda Palestina yang bermimpi berkontribusi bagi ilmu pengetahuan dan perdamaian melalui jalur akademik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
