Ini merupakan pernyataan yang mencerminkan wawasan dan rekomendasi dari para pembicara dan peserta yang berasal dari beragam latar belakang, termasuk akademisi, pembuat kebijakan, pemimpin agama, dan perwakilan masyarakat sipil dari seluruh dunia.
Konferensi ini dihadiri lebih dari 200 peserta. Tokoh-tokoh penting yang hadir antara lain Prof. Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Y.M. Abdulla Salem Al Dhaheri, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia dan ASEAN, serta perwakilan kedutaan besar asing di Jakarta, termasuk Inggris, Uzbekistan, Maroko, Malaysia, dan masih banyak lagi.
Duta Besar Dr. Khalid Al-Ghaith, Sekretaris Jenderal HCHF, menekankan pentingnya membangun solusi praktis yang berakar pada nilai-nilai bersama. “Deklarasi Jakarta tentang Persaudaraan Manusia bukan sekadar gestur simbolis,” ujarnya dalam siaran persnya, Kamis, 31 Juli 2025.
“Deklarasi ini merupakan langkah konkret menuju penguatan persaudaraan manusia di dunia di mana konflik dan perpecahan mengancam kemanusiaan kita bersama. Konferensi ini mencerminkan tekad kolektif kita untuk mewujudkan cita-cita menjadi tindakan," terangnya.
Deklarasi Jakarta
Deklarasi Jakarta muncul dari musyawarah mendalam di empat bidang utama: persaudaraan lintas batas, hak asasi manusia dan keadilan sosial, peran media dalam menjembatani kesenjangan sosial, dan keadilan lingkungan dalam menghadapi krisis global. Mengambil wawasan dari diskusi tematik ini, deklarasi ini merangkum komitmen bersama para peserta untuk mendorong dialog inklusif, melindungi martabat manusia, dan membangun kerangka kerja bagi perdamaian dan solidaritas berkelanjutan di dunia yang semakin terfragmentasi.Rektor UIII, Jamhari Makruf menekankan pentingnya deklarasi ini bagi masa depan. “Deklarasi Jakarta tentang Persaudaraan Manusia merupakan tonggak bersejarah, tidak hanya bagi UIII tetapi juga bagi upaya perdamaian global,” tegasnya.
Baca juga: Pratikno: Indonesia Siap Jadi Laboratorium Persaudaraan Manusia |
Dengan menjadi tuan rumah bersama konferensi ini, UIII menegaskan kembali perannya sebagai katalisator kepemimpinan intelektual dan moral. "Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan solidaritas tidak terbatas pada ruang diskusi, tetapi juga diterapkan di ruang kelas, komunitas, dan arena kebijakan," kata Jamhari.
Deklarasi Jakarta tentang Persaudaraan Manusia berfungsi sebagai dokumen panduan bagi kolaborasi di masa mendatang dalam memajukan nilai-nilai martabat manusia, solidaritas, dan harmoni global. Deklarasi ini menegaskan komitmen bersama untuk memajukan koeksistensi damai dan tanggung jawab kolektif, sekaligus meletakkan dasar bagi inisiatif-inisiatif Lembaga Persaudaraan Manusia Indonesia yang baru didirikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News