Masjid Merah Panjunan Cirebon. Foto: Kebudayaan.kemdikbud.go.id
Masjid Merah Panjunan Cirebon. Foto: Kebudayaan.kemdikbud.go.id

Yuk, Jelajahi Masjid-Masjid Cagar Budaya Bersejarah di Nusantara Saat Ramadan

Citra Larasati • 17 Maret 2025 13:11
Jakarta: Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk merasakan nuansa spiritual sekaligus menelusuri jejak sejarah Islam di Nusantara. Salah satu cara menarik untuk menikmati bulan suci ini adalah dengan mengunjungi masjid-masjid cagar budaya yang menyimpan kisah panjang serta arsitektur khas yang unik.
 
Sebagai bagian dari warisan budaya, masjid-masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga saksi perjalanan Islam di Indonesia. Keindahan arsitekturnya yang sarat makna serta nilai historis yang terkandung di dalamnya menjadikannya destinasi menarik, terutama di bulan Ramadan. 

Berikut beberapa masjid cagar budaya:

1. Masjid Raya Al-Mashun (Medan, Sumatra Utara)

Mengutip akun Instagram @Kemenkebud, Masjid Raya Al-Mashun Medan merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Deli yang hingga kini masih digunakan sebagai tempat ibadah. Berlokasi sekitar 200 meter dari Istana Maimun, masjid ini dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dan mulai digunakan pada 19 September 1909.  Arsitektur masjid ini mencerminkan perpaduan gaya Timur Tengah, India, dan Eropa yang khas.

2. Masjid Merah Panjunan (Cirebon, Jawa Barat)

Dibangun pada tahun 1480 Masehi oleh Syekh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, Masjid Merah Panjunan mencerminkan akulturasi budaya Hindu, Tionghoa, dan Islam.  Keunikan masjid ini terlihat dari struktur bangunannya yang menggunakan bata merah serta hiasan keramik porselen pada dindingnya. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

3. Masjid Kesultanan Sambas (Sambas, Kalimantan Barat)

Masjid Kesultanan Sambas atau Masjid Agung Jami Sultan Muhammad Tsafiuddin Sambas awalnya merupakan rumah Sultan yang kemudian diubah menjadi musala. Dibangun oleh Sultan Umar Aqomuddin pada tahun 1702-1727, masjid ini kemudian direnovasi oleh putranya, Sultan Muhammad Saifuddin, hingga berkembang menjadi masjid jami dan diresmikan pada 10 Oktober 1885. Salah satu ciri khasnya adalah struktur rumah panggung yang mencerminkan arsitektur tradisional Kalimantan Barat.
Baca juga:  Makna Malam Nuzulul Qur'an, Sejarah hingga Keistimewaannya Bagi Umat Muslim

4. Masjid Agung Keraton Buton (Baubau, Sulawesi Tenggara)

Masjid Agung Keraton Buton merupakan kebanggaan Kesultanan Buton yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis pada tahun 1542 Masehi. Masjid ini memiliki desain sederhana dengan tiang-tiang kayu, dinding papan, serta atap dari alang-alang, mencerminkan kearifan lokal dalam pembangunannya.

5. Masjid Sultan Tidore (Tidore Kepulauan, Maluku Utara)

Dibangun pada tahun 1700-1710, Masjid Sultan Tidore atau Masjid Kesultanan Tidore memiliki atap yang terbuat dari daun kusu-kusu atau alang-alang. Masjid ini dihiasi dengan ukiran Asma Allah di berbagai sudutnya, mencerminkan nilai spiritual yang tinggi. Keistimewaan lainnya adalah keberadaan mimbar terpisah serta area salat khusus untuk Sultan atau Kolano. Hingga kini, masjid ini masih digunakan secara eksklusif untuk salat bagi kaum pria.
 
Mengunjungi masjid-masjid bersejarah ini di bulan Ramadan bukan hanya menambah kekhusyukan ibadah, tetapi juga memperkaya wawasan tentang sejarah dan budaya Islam di Nusantara. Masjid-masjid ini menjadi saksi perjalanan panjang Islam di Indonesia sekaligus warisan budaya yang patut dilestarikan.  (Antariska)

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan