Ilustrasi sekolah. DOK Medcom
Ilustrasi sekolah. DOK Medcom

Mengenal Struktur dan Kebahasaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Renatha Swasty • 10 September 2025 10:50
Jakarta: Puisi lama masih menjadi bagian penting dalam pembelajaran sastra Indonesia, karena jenis karya sastra ini diciptakan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu. Puisi lama biasanya terikat pada baris, bait, rima, irama dan belum dipengaruhi oleh budaya asing dan menjadikannya warisan budaya yang autentik.
 
Melansir dari laman Murid Kemendikdasmen, untuk memahami isi puisi lama dengan lebih mendalam, diperlukan pemahaman tentang struktur serta kebahasaan dari tiga jenis utamanya yakni pantun, syair, dan gurindam. Ketiga jenis puisi lama ini memiliki karakteristik struktur dan penggunaan bahasa berbeda-beda, namun sama-sama merupakan bagian kesatuan dari kekayaan sastra tradisional Indonesia.
 
Pada artikel ini akan dibahas stuktur dan kebahasaan pantun, syair, dan gurindam Simak ulasan lengkapnya di bawah ini:

Pantun

Pantun memiliki struktur yang terdiri atas dua bagian utama, yakni sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua pada pantun disebut sampiran, yang berfungsi sebagai pengantar bagi pembaca agar mau membaca larik selanjutnya. Dua larik sampiran ini menjadi pengantar untuk masuk pada larik ketiga dan keempat yang merupakan isi pantun.

Isi pantun yang terdapat pada baris ketiga dan keempat berupa pikiran, perasaan, nasihat, kebenaran, pertanyaan, atau teka-teki. Bagian ini juga mengandung pesan yang disampaikan pemantun kepada orang lain.

Contoh pantun

Mandi bersiram di halaman, ambillah bunga kesuntingnya
Itu adalah contoh sampiran pantun
Ambillah biji bagi tanaman, larang makhluk akan bandingnya
 
Kalimat di atas adalah contoh isi pantun. Kemudian, sampiran merupakan pengantar bagi pembaca agar mau membaca larik selanjutnya. Baris pertama dan kedua pantun disebut sebagai sampiran. Dua larik sampiran sebagai pengantar untuk masuk pada larik ketiga dan keempat. Berikutnya, isi pantun berupa pikiran, perasaan, nasihat, kebenaran, pertanyaan, atau teka-teki.
 
Baca juga: Kupas Tuntas Puisi: dari Definisi, Contoh hingga Jenisnya 

Baris ketiga dan keempat disebut isi. Isi pantun juga mengandung pesan yang disampaikan pemantun kepada orang lain. Jenis kalimat yang digunakan pantun pada larik kesatu dan kedua adalah kalimat berita.
 
Larik ketiga dan keempat adalah kalimat saran dengan pola hubungan syarat. Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk. Sementara itu, larik keempat merupakan hasil.

Syair

Berbeda dengan pantun, syair memiliki struktur lebih sederhana. Satu bait syair terdiri atas empat larik dengan pola rima A-A-A-A. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain.

Contoh syair

Wahai ananda muda bestari
Ibu dan bapak menghormati
Jangan sekali engkau sakiti
Semoga hidup allah berkati.
 
Unsur kebahasaan syair didominasi oleh kalimat perintah pada keempat lariknya. Larik ketiga dan keempat pada syair merupakan hasil yang diperoleh apabila melakukan perintah pada larik kesatu dan kedua.

Gurindam

Sementara itu, gurindam terdiri atas dua larik dalam satu bait. Kedua larik mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan kesatuan utuh. Baris pertama sebuah gurindam disebut syarat, sedangkan baris kedua dalam bait gurindam berisi jawaban. Larik kedua menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan. Selain itu, struktur gurindam terdiri atas syarat dan jawaban.
 
Dari segi kebahasaan pantun menggunakan kalimat berita dan kalimat majemuk atau hubungan syarat. Kemudian, segi kebahasaan dari syair berupa kalimat perintah.
 
Sedangkan, aspek kebahasaan gurindam menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan. Artinya, larik kedua menjelaskan tujuan atau akibat dari kondisi yang disebutkan pada larik pertama.
 
Nah itulah penjelasan dari struktur puisi lama dan kebahasaannya. Semoga menambah pengetahuanmu ya. (Bramcov Stivens Situmeang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan