Soekarno. DOK Arsip Nasional
Soekarno. DOK Arsip Nasional

20 Pahlawan Nasional, Intip Biografi dan Profil Singkatnya

Renatha Swasty • 10 November 2025 09:50
Jakarta: Peringatan Hari Pahlawan tiap 10 November diperingati untuk mengenang jasa para pahlawan nasional yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang lewat berbagai cara, mulai dari perang fisik melawan penjajah hingga perjuangan di bidang pendidikan dan diplomasi.
 
Mengenal biografi dan profil singkat para pahlawan nasional merupakan cara terbaik untuk menghargai pengorbanan mereka dan menanamkan nilai keberanian serta cinta tanah air.
Penasaran siapa saja pahlawan nasional yang perlu kamu kenal?
 
Yuk simak 20 pahlawan nasional beserta biografi dan profil singkatnya berikut ini dilansir dari laman Metrotvnews.com dan Media Indonesia:

20 Pahlawan Nasional beserta biografi dan profil singkatnya

1. Soekarno

Soekarno dan proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pria yang lahir pada 1901 ini adalah Presiden pertama Republik Indonesia sekaligus proklamator kemerdekaan. Dengan pidato-pidato yang membakar semangat, ia berhasil menggugah rakyat untuk melawan penjajah. Sosoknya menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga ia wafat pada 1970.

2. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia. Ia turut memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 bersama Soekarno. Hatta meninggal pada 1980 setelah mengabdikan hidupnya untuk kemajuan bangsa.

3. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman merupakan panglima besar TNI yang lahir pada 24 Januari 1916. Kepemimpinannya dalam memimpin perang gerilya melawan Belanda meskipun dalam kondisi sakit parah menjadi legenda. Pengorbanannya membuktikan betapa besarnya dedikasi seorang pemimpin untuk tanah air. Jenderal Soedirman gugur pada 1950.

4. Cut Nyak Dhien

Perempuan yang lahir pada 1848 ini dikenal atas semangatnya melawan kolonialisme Belanda setelah kematian suaminya, Teuku Umar. Meskipun harus hidup di pengasingan di Sumedang, perjuangannya tetap dikenang sebagai simbol keberanian kaum perempuan. Cut Nyak Dhien wafat pada 1908 setelah bertahun-tahun berjuang.

5. Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini lebih dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan di Indonesia. Wanita yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara ini memperjuangkan hak-hak perempuan pribumi yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki. Kartini hanya menempuh pendidikan sampai SD, namun memiliki semangat literasi yang sangat kuat.

Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan perempuan pribumi yang kala itu tidak bisa mengenyam bangku pendidikan. Di akhir hayatnya, ia mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi supaya bisa merasakan pendidikan.
 
Pemikiran-pemikirannya terkait pendidikan dan kesetaraan tercermin dalam buku surat-suratnya berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Selain itu, berkat dukungan dari suaminya, Raden Adipati Joyodiningrat bisa melahirkan sekolah-sekolah Kartini di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan berbagai kota lainnya. Kartini meninggal dalam usia 25 tahun saat melahirkan anak pertamanya pada 17 September 1904.

6. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro merupakan pemimpin Perang Jawa yang sangat disegani. Pria yang lahir pada 1785 ini memimpin Perang Jawa pada 1825-1830 dalam melawan Belanda untuk mempertahankan tanah kelahirannya. Perjuangannya menjadi salah satu perlawanan terbesar terhadap kolonialisme. Ia wafat dalam pengasingan pada 1855.

7. Ki Hajar Dewantara

Bicara mengenai perjuangan di dunia pendidikan, sosok yang paling dikenal adalah Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Kiprah Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan Tanah Air sudah tidak bisa diragukan lagi. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.
 
Kepeduliannya terhadap pendidikan di Indonesia melahirkan Perguruan Nasional Taman Siswa yang didirikan pada 3 Juli 1929, yang menjadi cikal bakal sistem pendidikan di Indonesia. Setelah menyelesaikan ELS (Sekolah Dasar Belanda), ia melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun tidak sampai tamat karena sakit.
 
Kemudian, ia aktif menulis di berbagai surat kabar dan diasingkan ke Belanda karena tulisannya yang kritis. Pasca kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Ia meninggal di Yogyakarta pada 26 April 1959.

8. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol merupakan tokoh pejuang dari Sumatera. Pria yang lahir pada 1772 ini memimpin Perang Padri di Sumatera Barat melawan penjajah Belanda dengan penuh semangat dan strategi yang brilian. Ia wafat dalam pengasingan pada 1864.

9. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa yang gagah berani. Pria yang lahir pada 1631 ini dikenal sebagai Ayam Jantan dari Timur karena keberaniannya melawan Belanda di Makassar.
 
Berkat itu, perlawanannya menjadi legenda di Sulawesi Selatan. Pada akhirnya, Sultan Hasanuddin tutup usia pada 1670.

10. Kapiten Pattimura

Kapiten Pattimura atau Thomas Matulessy adalah pahlawan dari Maluku. Pria yang lahir pada 1783 ini memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan Belanda di Saparua dengan penuh keberanian. Sayangnya, Ia gugur dan dihukum mati oleh Belanda pada 1817.

11. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang, 5 Maret 1909. Pria yang berjuluk si kancil ini menjadi Perdana Menteri pertama Indonesia yang memilih berjuang melalui jalur diplomasi untuk meraih pengakuan internasional.
 
Kiprahnya dalam dunia diplomasi membuktikan bahwa perjuangan tidak melulu soal perang fisik. Ia wafat pada 1966.

12. Bung Tomo

Bung Tomo menjadi tokoh yang namanya identik dengan Pertempuran Surabaya. Pria yang lahir pada 1920 ini dikenal atas orasinya yang membangkitkan semangat Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Semangatnya yang berkobar menggugah rakyat Surabaya untuk melawan sekuat tenaga. Ia wafat pada 1981.

13. Teuku Umar

Teuku Umar dilahirkan di Meulaboh, Aceh Barat pada 1854. Selama perjuangannya, ia menggunakan strategi yang cerdik dalam melawan Belanda, bahkan sempat berpura-pura memihak Belanda untuk mendapatkan senjata. Ia gugur dalam pertempuran pada 1899.

14. HOS Tjokroaminoto

HOS Tjokroaminoto adalah tokoh pergerakan nasional yang lahir pada 1882. Ia merupakan pendiri Sarekat Islam yang memperjuangkan hak rakyat dan menjadi guru bagi tokoh-tokoh besar seperti Soekarno.
 
Kiprahnya dalam menggerakkan massa rakyat sangat berpengaruh. Ia wafat pada 1934.

15. I Gusti Ngurah Rai

I Gusti Ngurah Rai adalah pahlawan nasional yang berasal dari Bali. Pria yang lahir pada 1917 ini memimpin perang Puputan di Margarana, Bali melawan Belanda, menunjukkan semangat pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. Ia gugur bersama pasukannya pada 20 November 1946.

16. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah pahlawan wanita asal Bumi Parahyangan. Ia lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Selain Kartini, Dewi Sartika merupakan tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak perempuan, khususnya di bidang pendidikan.
 
Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 16 Januari 1904 dengan bantuan kakeknya RAA Martanegara. Sekolah ini awalnya memiliki jumlah murid hanya 20 orang dengan dua ruangan yang menumpang di Kantor Kepatihan Bandung. Sekolah Istri ditujukan bagi perempuan yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.
 
Pada 1910 sekolah itu berganti nama menjadi Sekolah Keutamaan Istri dan berkembang hingga ke Garut, Tasikmalaya, Purwakarta, dan kota lainnya. Dewi Sartika wafat pada 11 September 1947.

17. KH. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah merupaka dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pria yang memiliki nama asli Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta pada 1868. Pada 1912, ia mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.
 
Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Karena itu, ia berupaya membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. Pada akhirnya, ia meninggal di Yogyakarta pada 23 Februari 1923.

18. KH. Hasyim Asy'ari

Satu lagi tokoh pahlawan muslim yang berjuang di jalur pendidikan. Hasyim Asy'ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir di Demak pada 20 April 1875. Hasyim Asy'ari penggagas dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Orang tua dan pendahulunya merupakan pemimpin pesantren terkenal.
 
Hasyim Asy'ari cukup peduli dengan pendidikan, khususnya pendidikan umat muslim. Ia juga berhasil mendirikan Pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Jombang pada 1907 yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20. Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) berdiri atas saran Hasyim Asy'ari pada 1926 dan ia terpilih sebagai Raisul Akbar atau pengurus besar.
 
Hasyim Asy'ari selalu menyerukan semangat kemerdekaan melalui khotbahnya, baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang. Ia meninggal di Tebuireng pada 25 Juli 1947.

19. Dokter Wahidin Sudirohusodo

Dokter Wahidin Sudirohusodo dikenal sebagai tokoh pendidikan yang lahir di Desa Mlati, Yogyakarta pada 7 Januari 1852. Setelah menyelesaikan Eropeesche Lagere School (SD Belanda), ia melanjutkan ke Sekolah Dokter Jawa di Jakarta.
 
Wahidin memiliki istri asli Betawi bernama Anna dan dikaruniai dua putra, Abdullah Subroto dan Basuki Abdullah. Wahidin meninggal di Yogyakarta pada 26 Mei 1917.

20. Roehana Koeddoes

Rohana Kudus ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional pada 2019 silam. Wanita yang lahir pada 20 Desember 1884 di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat ini merupakan seorang pers wanita yang peduli dengan dunia pendidikan bagi wanita. Ia merupakan bibi dari penyair ulung Indonesia Chairil Anwar, saudara tiri Sutan Sjahrir, serta sepupu Agus Salim.
 
Pada 1905, ia mendirikan sekolah artisanal di Koto Gadang. Pada usia 24 tahun di 1908 ia menikah dengan Abdoel Koeddoes, seorang notaris. Rohana Kudus menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911 dengan spirit mengajarkan keterampilan di luar tugas rumah tangga. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan. Mereka diajarkan baca-tulis tulisan Jawi dan Latin, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda. Pada akhirnya, Roehana meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.
 
Jadi, itulah 20 pahlawan nasional beserta biografi dan profil singkatnya. Semoga bermanfaat untuk kamu ya! (Bramcov Stivens Situmeang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan