Nama Soeharto muncul dalam berkas yang diusulkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Kementerian Sosial. Pada akhir Oktober 2025, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyerahkan berkas 40 nama yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional.
Dalam daftar itu, terdapat nama Soeharto. Nama-nama itu diserahkan kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon.
Nama yang tercantum dalam berkas tersebut dinilai telah memenuhi syarat. Usulan nama-nama tersebut sudah dibahas dalam beberapa tahun terakhir.
Tahapan pengusulan nama Soeharto Pahlawan Nasional
Tahap pengusulan nama berawal dari masyarakat serta Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD). Kemudian, diajukan dan ditandatangani oleh bupati atau wali kota setempat.Selanjutnya, dokumen ditandatangani gubernur. Lalu, diteruskan ke Kemensos untuk kemudian dibawa ke Dewan GTK.
Oleh Dewan GTK, nama itu kembali dikaji dan disidangkan. Hasil sidang usulan nama itu akan diserahkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Nantinya, daftar rekomendasi nama-nama penerima gelar pahlawan nasional akan rampung sebelum Hari Pahlawan pada 10 November 2025. Selanjutnya, rekomendasi itu yang akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo.
Pemberian gelar pahlawan mesti objektif
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ansory Siregar meminta semua pihak bersikap objektif menyikapi usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden Ke-2 RI Soeharto.Menurut Ansory, setiap tokoh yang dinominasikan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional tentu memiliki rekam jejak perjuangan.
"Pemberian gelar pahlawan adalah bentuk penghormatan negara kepada individu yang telah memberikan jasa besar. Karena itu, prosesnya harus dilakukan secara objektif, berimbang, dan berdasarkan penilaian yang komprehensif, bukan sekadar melihat satu sisi dari perjalanan sejarah," kata Ansory dikutip dari Antara, Rabu, 5 November 2025.
Baca Juga :
Hari Santri 2025: Kiai, Ulama hingga Tokoh Pesantren Masuk Daftar Usulan Pahlawan Nasional
Ansory menegaskan tidak ada manusia yang sempurna. Setiap tokoh bangsa memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kiprah pengabdiannya.
"Kita harus menilai secara proporsional. Tidak menutup mata terhadap kekurangan, tetapi juga tidak menafikan jasa dan kontribusinya bagi bangsa," ujar Ansory.
Dalam konteks Soeharto, Ansory menilai terdapat sejumlah aspek yang patut dicermati secara objektif. Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan yang berhasil meletakkan dasar pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan stabilitas politik di masa-masa awal pembangunan.
"Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami kemajuan signifikan dalam bidang infrastruktur, pertanian, dan pendidikan," ungkap Ansory.
Selain itu, Soeharto memiliki peran strategis dalam menjaga keamanan negara. Terutama saat Indonesia menghadapi ancaman ideologi komunis. "Langkah-langkah yang diambil pada masa itu berperan penting dalam memastikan arah bangsa tetap pada jalur Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI," sebut Ansory.
Ansory juga menyinggung kiprah internasional Soeharto yang mencerminkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan dunia Islam. Pada tahun 1995, Soeharto melakukan kunjungan langsung ke Bosnia-Herzegovina di tengah perang yang masih berkecamuk.
Kunjungan berisiko tinggi itu menjadi simbol empati dan solidaritas Indonesia kepada rakyat Bosnia, khususnya umat Islam yang menjadi korban konflik. Dari momentum itu pula lahir inisiatif pembangunan Masjid Istiqal di Sarajevo, sebagai tanda persahabatan dan dukungan Indonesia terhadap perdamaian.
"Langkah tersebut menunjukkan sisi kemanusiaan dan keberanian yang patut diapresiasi. Ia membawa nama Indonesia sebagai bangsa yang peduli pada perdamaian dan solidaritas antarumat,” ujar Ansory.
Ansory berharap proses penetapan gelar Pahlawan Nasional dilakukan dengan kejujuran sejarah, kebijaksanaan moral, dan semangat rekonsiliasi kebangsaan.
"Kita perlu belajar menghargai jasa tanpa menutup mata terhadap catatan sejarah. Pahlawan adalah manusia dan manusia punya perjalanan yang kompleks. Semoga keputusan yang diambil nanti mampu memperkuat semangat kebangsaan, mempererat persatuan, dan menjadi teladan bagi generasi penerus," kata Ansory.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id