Bung Tomo. Wikimedia Commons.
Bung Tomo. Wikimedia Commons.

Mengenang Hari Pahlawan, Berikut Tokoh-Tokoh Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Muhammad Syahrul Ramadhan • 05 November 2025 09:30
Jakarta: Setiap tanggal 10 November, ingatan bangsa Indonesia akan ditarik mundur ke tahun 1945, saat Surabaya membara dalam pertempuran paling heroik pascakemerdekaan. Peristiwa ini melahirkan Hari Pahlawan, yang dijiwai oleh semangat "Merdeka atau Mati" yang dikumandangkan para pejuang.
 
Peringatan Hari Pahlawan 10 November tak lepas dari peran sejumlah tokoh yang berada di garis terdepan pada peristiwa Pertempuran Surabaya 1945. Mereka menjadi figur penting yang mendorong semangat perlawanan rakyat ketika menghadapi pasukan Sekutu. 
 
Berikut profil singkat dan peran beberapa tokoh kunci dalam peristiwa tersebut:

1. Bung Tomo (Sutomo)


Bung Tomo lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920. Sebelum menjadi pemimpin revolusioner, ia dikenal sebagai seorang jurnalis dan pemimpin pergerakan muda yang karismatik.

Ia adalah tokoh yang paling ikonik dalam Pertempuran Surabaya. Melalui siaran Radio Pemberontakan, suaranya yang menggelegar dengan pekikan takbir dan seruan "Merdeka atau Mati!" berhasil menggerakkan ribuan massa, termasuk santri dan warga sipil, untuk melawan pasukan Inggris. 
 
Pidato-pidatonya menjadi pemicu utama perlawanan dan menunjukkan betapa kuatnya kekuatan kata-kata dalam menggerakkan massa.

2. Gubernur Suryo (RMT Ario Soerjo)


Gubernur Suryo lahir di Magetan, 9 Juli 1898. Ia adalah pejabat sipil senior dan menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur yang pertama.
 
Sebagai Gubernur Jawa Timur, ia memiliki otoritas sipil tertinggi di wilayah tersebut. Perannya sangat krusial karena ia membuat keputusan berani dengan menolak mentah-mentah ultimatum Inggris yang menuntut penyerahan senjata. Penolakan ini adalah deklarasi perang. 
 
Pidatonya pada 9 November 1945, yang dikenal sebagai 'Komando Keramat', secara resmi menyatakan sikap perlawanan habis-habisan rakyat Surabaya, memberikan legitimasi politik bagi pertempuran yang akan terjadi.

3. KH Hasyim Asy'ari


KH Hasyim Asy'ari lahir di Jombang pada 14 Februari 1871. Beliau adalah ulama besar dan pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).
 
Jauh sebelum 10 November, pada 22 Oktober 1945, ia mengeluarkan fatwa yang dikenal sebagai 'Resolusi Jihad'. Fatwa ini menyatakan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah adalah kewajiban bagi setiap Muslim (Fardhu Ain). 
 
Resolusi Jihad ini menjadi landasan spiritual yang sangat kuat, menggerakkan ribuan santri dan masyarakat dari Jawa dan Madura untuk datang ke Surabaya dan ikut berperang, mengubah pertempuran ini menjadi perang suci.
 
Baca juga: Isi Pidato Bung Tomo yang Membakar Semangat Perlawanan 10 November
 

4. Mayjen Sungkono 


Mayjen Sungkono lahir di Purbalingga pada 1 Januari 1911. Ia adalah tokoh militer berpengalaman yang aktif sejak masa PETA (Pembela Tanah Air).
 
Ia menjabat sebagai Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Kota Surabaya, yang kemudian berganti nama menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Peran utamanya adalah mengatur Komando Pertahanan Kota. 
 
Ia bertanggung jawab atas pertahanan militer seluruh Surabaya, menyusun strategi pertempuran, dan memimpin langsung pasukan di medan laga, memastikan perlawanan pejuang memiliki koordinasi yang terorganisir melawan kekuatan Inggris yang bersenjata modern.

5. HR Mohammad Mangoendiprodjo


HR Mohammad Mangoendiprodjo lahir di Lamongan, 5 Juni 1910. Ia dikenal sebagai komandan militer senior di Jawa Timur.
 
HR Mohammad Mangoendiprodjo berperan penting sebagai pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Ia terlibat dalam negosiasi dengan pasukan Inggris, yang berujung pada penyerbuan ke Hotel Internatio dan tewasnya Brigjen Mallaby. 
 
Setelah tewasnya Mallaby dan ia dijadikan sandera, pertempuran besar pun pecah dan ia kemudian memimpin langsung pasukan TKR dan pemuda Surabaya. 
 
Tokoh-tokoh di atas adalah bagian dari rangkaian besar peristiwa Hari Pahlawan 10 November. Keberanian mereka bersama ribuan pejuang Surabaya menjadi fondasi bagi penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan nasional.
 
(Sheva Asyraful Fali)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan