1. Daerah Harus Siap
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan harus melakukan pemetaan. "Mana sekolah yang siap dan belum siap dari daftar periksa pada pengisian aplikasi," kata Retno dalam keterangannya, Jumat, 2 April 2021.Sekolah yang siap, kata dia, perlu dipastikan melalui pengawasan langsung di lapangan, apakah daftar periksa yang diisi sesuai dengan kondisi di lapangan. Sedangkan, untuk sekolah yang belum siap, perlu ada intervensi anggaran dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk membantu penyiapan infrastruktur AKB di sekolah.
Pemerintah daerah juga harus melibatkan lintas dinas saat hendak membuka sekolah. Misalnya, dinas pendidikan dengan dinas kesehatan, serta Gugus Tugas Covid-19 Daerah, melakukan nota kesepemahaman untuk pengawasan dan pendampingan pembukaan sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga harus memiliki nota kesepahaman dengan fasilitas kesehatan terdekat.
"Apakah Puskesmas, klinik, rumah sakit atau bahkan mungkin praktek bidan/dokter," ujar Retno.
Baca: Sekolah di Pegunungan Papua Mulai Pembelajaran Tatap Muka
2. Sekolah Harus Siap
Menurut dia, sekolah harus menyiapkan semua infrastruktur yang dibutuhkan dalam adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah. Contohnya, jumlah wastafel yang memadai. Ambil misal jumlah kelas 20, maka ketersediaan wastafel juga minimal 20."Harus memiliki Thermogun yang menyesuaikan jumlah peserta didik agar saat diukur suhunya di pintu gerbang sekolah, tidak terjadi penumpukan atau kerumunan siswa karena mengantre," terangnya.
Sekolah juga harus memiliki ruang ganti untuk warga sekolah yang naik kendaraan umum untuk berganti seragam. Sekolah juga harus menyediakan ruang isolasi sementara untuk kondisi darurat, misalnya ada warga sekolah yang suhunya diatas 37,3 derajat.
Lalu, sekolah harus membuat sejumlah protokol kesehatam. Semua protokol kesehatan yang dibuat wajib disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah, termasuk orang tua siswa sebelum memulai uji coba PTM.
Baca: KPAI: April-Juni Seharusnya Masa Persiapan, Bukan Uji Coba PTM
3. Guru Harus Siap
Para guru sudah harus siap mengajar di kelas tanpa melepas masker atau meletakan masker di dagu dan di dada. Para guru harus menjadi model yang dapat dicontoh peserta didik."Karena anak adalah peniru ulung, apa yang dilakukan gurunya cenderung di contoh, termasuk kedisiplinan menggunakan masker," ujarnya.
Saat uj icoba sekolah tatap muka, kata dia, sebaiknya para guru juga harus sudah disuntik vaksin. Terutama, para guru dan tenaga kependidikan yang usianya sudah lebih dari 45 tahun. Para guru juga wajib untuk melakukan pemetaan materi pembelajaran antara materi yang sulit dan mudah.
"Untuk materi yang sulit dan sangat sulit dibahas saat PTM, sedangkan materi yang mudah dan sedang diberikan di PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Mengingat PTM hanya separuh kelas, maka PTM dan PJJ harus dilakukan secara bergantian," jelas Retno.
4. Orang tua Harus Siap
Para orang tua peserta didik juga harus mendidik anak-anaknya untuk menggunakan masker setidaknya empat jam tanpa di lepas, kecuali minum. Harus dilakukan saat Belajar Dari Rumah (BDR) atau PJJ berlangsung."Dilatih 15 menit hari ini, lalu ditambah 5 menit lagi esok harinya, dan selanjutnya terus ditingkatkan setiap harinya," bebernya.
Baca: Ketua DPR Ingatkan Pemerintah Hati-hati Jalankan PTM
Orang tua juga harus bekerja sama untuk memastikan anak-anaknya selesai sekolah langsung pulang ke rumah, tidak mampir kemana-mana. Kalau perlu, kata dia, diantar dan dijemput. Begitu anak keluar dari lingkungan sekolah, maka harus menjadi tanggung jawab para orangtua.
"Selain itu, karena tidak ada kantin, para orang tua juga harus menyiapkan bekal makanan untuk anak-anaknya," terangnya.
5. Anak Harus Siap
Anak-anak adalah kelompok utama yang wajib diedukasi untuk mengubah perilaku saat PTM di saat pandemi. Kalau anak-anak sudah paham mengapa harus melakukan protokol kesehatan, maka anak bisa mengikuti uji coba PTM.Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id