"KPAI berpandangan seharusnya April-Juni adalah waktunya melakukan penyiapan, bukan uji coba secara terbatas. Uji coba PTM terbatas seharusnya dilakukan pada Juli 2021," kata Retno dalam keterangannya, Jumat, 2 April 2021.
Menurut Retno, situasi saat ini berisiko tinggi terjadinya klaster baru di satuan pendidikan. Terlebih, jika uji coba PTM terbatas dilakukan tanpa persiapan memadai terkait infrastruktur dan protokol kesehatan.
Pihak sekolah, menurut Retno, juga harus sudah melakukan sosialisasi protokol kesehatan kepada pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan orang tua peserta didik.
"Seluruh persiapan infrastruktur dan protokol kesehatan di satuan pendidikan harus dilakukan terlebih dahulu, buka berjalan secara paralel. Karena kita wajib melakukan perlindungan berlapis untuk keselamatan anak-anak saat sekolah tatap muka," ungkapnya.
Baca: Ketua DPR Ingatkan Pemerintah Hati-hati Jalankan PTM
Retno mengatakan, negara-negara yang melakukan PTM di masa pandemi melakukan persiaan dengan sungguh-sungguh dan memiliki mitigasi risiko yang baik. Dengan begitu, dapat mencegah sekolah menjadi klaster baru penyebaran covid-19.
Hasil pengawasan KPAI pada Juni-November 2020 terhadap 49 sekolah di 21 kabupaten/kota pada delapan provinsi, kata dia, menunjukkan hanya 16,3 persen sekolah yang sudah siap PTM. Sementara, yang mengisi daftar periksa PTM Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya sekitar 50 persen. "Dan hanya sekitar 10 persen yang sangat siap PTM," ujar Retno.
Pemerintah memberi lampu hijau bagi satuan pendidikan untuk melakukan PTM terbatas. Khususnya, bagi sekolah yang guru dan tenaga pendidikannya sudah menjalani vaksinasi covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id