Upaya pertama adalah dengan melakukan peningkatan kualitas belajar, sehingga siswa memperoleh keterampilan dasar, kemampuan berpikir kritis, nilai-nilai dan karakter siswa yang produktif terhadap dunia kerja. Kedua, upaya percepatan melalui penargetan dan strategi kompensasi kepada anak-anak miskin untuk mengurangi ketimpangan akses ke pendidikan yang berkualitas di daerah secara sistematis
"Sehingga mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan harmonis,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy di acara diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) dengan tema Pengurangan Pengangguran di Kantor Kementerian PPN, Jakarta Pusat, Kamis 8 November 2018.
Baca: Persentase Pengangguran Terbuka Lulusan SMK Terus Turun
Sementara itu strategi ketiga, siswa harus memperkuat pelatihan vokasi dan life skill di semua tingkat. Langkah ini dilakukan untuk mengembangkan angkatan kerja yang fleksibel dan terlatih.
Muhadjir optimistis, tenaga kerja yang terlatih dengan atribut personal, keterampilan dasar dan kompetensi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dapat mencetak lulusan vokasi yang siap kerja.
“Lulusan seperti ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional,” kata Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Baca: Mendikbud: Pengangguran Bukan Produk Revitalisasi SMK
Muhadjir menjelaskan, strategi keempat adalah dengan upaya pengembangan visi dan pola pikir guru dan tenaga pendidik. Agar tak berpatok kepada budaya kepatuhan, yang justru menghambat proses peningkatan kreatifitas dan kualitas Pendidikan.
Kelima, mewujudkan pemerintah yang terintegrasi dengan pemerintah daerah terkait. Agar tercapai peningkatan kualitas Pendidikan.
“Sedangkan strategi keenam adalah merintis kemitraan baru dengan penyelenggara pendidikan. Baik perusahaan publik maupun swasta, untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui kinerja berbasis pembiayaan dan akuntabilitas yang lebih baik,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News