“Kombinasi ini berisiko menimbulkan ketidakseimbangan gizi dan berbagai gangguan kesehatan jika tidak diimbangi dengan asupan gizi lain,” ujar dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi itu, Selasa, 12 Agustus 2025.
Dia menuturkan kombinasi dua sumber karbohidrat ini dapat meningkatkan asupan kalori dan karbohidrat secara signifikan serta menurunkan keseimbangan zat gizi lainnya seperti protein dan lemak sehat.
“Apabila nasi dan mi dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, kandungan karbohidratnya bisa mendominasi hingga 80 persen dari total energi, sedangkan protein dan lemak sangat rendah,” ujar dia.
Rosyda mencontohkan perhitungannya, konsumsi 150 gram nasi dan 100 gram mi menghasilkan ±401 kkal energi, ±82 g karbohidrat, ±7 g protein, dan ±2 g lemak.
“Kandungan ini tidak seimbang dan jauh dari konsep ‘Isi Piringku’, yakni 50 persen sayur dan buah, serta 50 persen sisanya gabungan karbohidrat dan protein,” jelas dia.
Baca juga: 5 Alasan Kamu Harus Berhenti Makan Mi Instan Setiap Hari |
Konsep Isi Piringku merupakan pembaruan dari pedoman lama ‘4 Sehat 5 Sempurna’ dan Pedoman Gizi Seimbang. Tujuan konsep ini adalah memberikan panduan visual sederhana dan aplikatif mengenai porsi makan sehat sesuai dengan kebiasaan masyarakat Indonesia.
Rosyda menjelaskan konsumsi nasi dan mi secara bersamaan dalam jangka panjang berisiko memicu berbagai gangguan metabolik seperti obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan bahkan inflamasi kronis.
“Kelebihan karbohidrat sederhana dari nasi putih dan mi instan dapat meningkatkan indeks glikemik dan mempercepat lonjakan gula darah. Jika tidak dibarengi asupan protein dan serat yang cukup, efeknya bisa jangka panjang,” jelas dia.
Dia mengingatkan kekurangan asupan protein dan lemak sehat dapat menyebabkan rendahnya hormon pengatur nafsu makan seperti leptin dan peptida YY. Dampaknya, rasa lapar berulang, mengarah pada konsumsi kalori berlebih (overeating), terutama dari sumber karbohidrat sederhana.
Rosyda menyarankan beberapa alternatif menu yang tetap mengenyangkan tanpa menumpuk karbohidrat. Seperti kombinasi nasi setengah porsi dengan lauk (hewani dan nabati) serta sayur; ubi rebus dengan sumber protein hewani (misal telur), protein nabati (misal kacangan-kacangan) dan sayuran; atau menu rendah karbohidrat seperti mi shirataki dengan sumber protein ditambah sayuran.
“Prinsipnya adalah menyeimbangkan piring makan sesuai dengan pedoman Isi Piringku. Pastikan karbohidrat tidak lebih dari seperempat bagian piring dan lengkapi dengan protein, lemak sehat, serta serat dari sayuran dan buah,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id