Sejarah peradaban awal di Indonesia memiliki jejak riwayat menarik dan meninggalkan bukti kebudayaan yang unik melalui warisan yang dilestarikan di museum hingga kini. Salah satunya, adalah jejak Homo Sapiens yang mendiami Bekasi, yang kemudian disebut dengan Suku Buni.
Komunitas ini diyakini sebagai leluhur asli masyarakat di wilayah Bekasi dan Karawang. Simak lebih jauh sejarahnya dikutip dari akun Instagram @museumkesejarahan dan YouTube @SundapuraMedia:
Sejarah Suku Buni pertama kali diketahui pada tahun 1960 melalui penelitian Badan Purbakala. Suku Buni di sini tidak merujuk pada ras atau etnis tetapi merujuk pada masyarakat situs Buni.
Penamaan suku Buni berasal dari nama Kampung Buni yang menjadi lokasi pertama kalinya ditemukan berbagai benda peninggalan suku tersebut.
Suku Buni adalah Homo Sapiens yang mendiami daerah pantai Bekasi hingga Karawang pada 400 SM hingga 1000 M. Daerah yang ditinggali berada di sekitar Batu Jaya, Dongkal, Cikuntul, dan Tanjung Sari. Kampung Buni sendiri berlokasi di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Bekasi.
Seiring berjalannya waktu, ditambah dengan adanya hubungan perdagangan dan pertukaran budaya dengan negara lain seperti India dan Tiongkok, Suku Buni terus berkembang dan memiliki sistem sosial yang terorganisir dan berbudaya.
Ciri khas utama dari suku ini datang dari kebudayaannya yaitu kemahiran dalam membuat tembikar. Kebudayaan membuat tembikar dari tanah liat ini menjadi peninggalan paling utama dari suku Buni yang kemudian disebut dengan Kebudayaan Buni. Tembikar suku Buni memiliki keindahan yang unik dan sering ditemukan dalam bentuk bejana, alat-alat rumah tangga, dan perhiasan.
Suku Buni juga memiliki ciri khas pada mata pencaharian utama yaitu sebagai petani dan nelayan. Hal ini didukung dengan pemukimannya yang dekat dengan pantai.
Situs-situs arkeologi yang ditemukan di wilayah Bekasi dan sekitarnya, diberi nama Kompleks Buni. Situs ini menjadi pusat aktivitas manusia purba yang mencerminkan keberadaan dan kebudayaan komunitas Buni di wilayah tersebut.
Bukti-bukti yang ditemukan di situs ini, adalah gerabah dan peralatan logam. Artefak tersebut menunjukkan masyarakat Buni sudah mengenal teknologi pengecoran logam dan perdagangan dengan bangsa lain.
| Baca juga: 14 Peralatan Manusia Purba Zaman Praaksara |
Perkembangan budaya suku Buni sendiri melewati dua fase utama. Fase pertama ditandai oleh perkembangan budaya megalitikum, dengan ciri khas penggunaan tembikar serta pola pemukiman berbasis pertanian. Fase kedua adalah perundagian yang lebih maju ditandai dengan peningkatan produksi tembikar dan penggunaan peralatan besi.
Jejak perdagangan dan teknologi suku Buni dapat dilihat pada temuan arkeologinya. Sejumlah besar artefak yang ditemukan di Kompleks Buni, di antaranya:
1. Gerabah Buni
Gerabah ini memiliki pola hiasan gores dan tatap (torehan). Terdapat berbagai motif yang beragam, mulai dari garis-garis geometris hingga pola yang menyerupai tumbuhan.2. Manik-manik
Diduga manik-manik ini berasal dari India atau Asia Tengah, bentuknya seperti kelereng namun memiliki lubang ditengahnya. Melalui artefak ini membuktikan adanya hubungan dagang dengan dunia luar.3. Alat Logam
Artefak alat logam di sini termasuk beliung dan kapak perunggu yang menandakan bahwa mereka sudah menguasai teknik metalurgi.4. Bekas Struktur Pemakaman
Bekas struktur pemakaman, seperti batu berdiri megalitikum, membuktikan adanya sistem sosial yang terorganisir dalam mengurus orang yang meninggalSuku Buni mengalami penurunan eksistensi ketika mulai berkembangnya kebudayaan baru di Pulau Jawa yang berasal dari pendatang India. Kemudian berdirilah kerajaan Tarumanegara yang perlahan menggeser eksistensi suku Buni dan melahirkan masyarakat baru bercorak Hindu Buddha. (Alfi Loya Zirga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
