"Bahkan sebagian dari mereka menolak vaksin sebagai upaya pencegahan covid-19," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan. Siti Nadia Tarmizi saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Online “Penerimaan Vaksin dan Imunisasi Covid-19 di Empat Wilayah di Indonesia” yang digelar atas kerja sama Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan Kemenkes, dalam siaran pers yang diterima Senin, 12 Juli 2021.
Dari hasil survei tersebut, hampir 99 persen responden sudah mengetahui informasi perihal vaksinasi covid-19. Namun, sebesar 7,6 persen responden masih menolak vaksin.
Jika ditentukan dari tingkat pendidikan, persentase penolak vaksinasi terbanyak berasal dari responden dengan tingkat pendidikan tinggi, yaitu kelompok D-4 dan S-1 ke atas. Angka persentasenya sebesar 18,6 persen, lebih besar dari kelompok dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.
“Ini apakah karena terlalu banyak baca hoaks sehingga menambah ketidakyakinan akan vaksin atau bagaimana,” papar Nadia.
Baca juga: FSGI Rekomendasikan Syarat PTM Terbatas Setelah 70% Siswa Divaksin
Meski angka persentase yang meragukan vaksinasi masih tinggi, pemerintah terus berupaya mempercepat program vaksinasi covid-19. Pemerintah sendiri telah menargetkan 2-3 juta vaksinasi per hari sekalipun saat ini terkendala oleh kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akibat eskalasi covid-19.
Baca juga: Ikatan Alumni ITB Siap Kerahkan SDM untuk Atasi Covid-19
Direktur P2PML Kemenkes RI ini menuturkan, saat ini Indonesia sudah menerima 99,2 juta dosis vaksin covid-19. Dari jumlah tersebut, 57 juta dosis sudah disuntikkan dan disalurkan ke beberapa wilayah.
“Kita masih punya cukup cadangan yang dalam proses untuk menjadi vaksin jadi di Bio Farma, sehingga dengan ketersediaan vaksin tadi memberikan keyakinan bagi kita untuk memberikan vaksinasi dan meningkatkan target vaksinasi per hari,” paparnya.
Agar proses vaksinasi mampu meningkatkan angka partisipasi masyarakat, pihaknya juga menggandeng sejumlah organisasi masyarakat hingga keagamaan. “Kita butuhkan untuk memobilisasi masyarakat. Kalau tanpa mobilisasi tidak akan juga untuk memenuhi kecepatan vaksinasi yang kita targetkan,” imbuhnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam pemaparannya menyampaikan, penerimaan vaksinasi covid-19 di hampir seluruh wilayah Indonesia pada dasarnya sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari capaian vaksinasi dibandingkan dengan distribusi vaksin yang diterima di suatu daerah.
“Dengan mengoptimalkan kerja seluruh kekuatan bangsa, termasuk TNI-Polri dan swasta, kami optimistis untuk dapat mencapai target dua juta suntikan per hari di bulan Agustus,” kata Budi.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental.
Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20.05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News