Ilustrasi kerja. DOK Freepik
Ilustrasi kerja. DOK Freepik

Tiga Karier yang Tidak Bisa Digantikan AI

Renatha Swasty • 19 Juni 2025 16:34
Jakarta: Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sangat memengaruhi kehidupan manusia, terutama di dunia kerja. Seiring perkembangannya, AI terus mengubah industri pasar kerja global.
 
Mempersiapkan karier memerlukan pertimbangan lebih agar dapat tetap terus relevan di masa depan yang didominasi oleh AI. Para ahli mendorong kaum muda fokus pada karier yang tidak terlalu bergantung pada otomatisasi AI.
 
Yuk kita kenali lebih lanjut apa itu otomatisasi AI dan pekerjaan yang keterampilan manusianya masih unggul dibandingkan dengan kemampuan mesin dikutip dari The Economic Times.

Apa itu Otomatisasi AI?

Otomatisasi AI atau otomatisasi cerdas, adalah gabungan kecerdasan buatan (AI) dengan teknologi seperti Otomasi Proses Robotik (Robotic Process Automation/ RPA) dan Manajemen Proses Bisnis (Business Process Management/ BPM). Ketiganya disatukan untuk mengoptimalkan operasi bisnis, meningkatkan pengambilan keputusan, dan meningkatkan efisiensi.

Otomatisasi ini melampaui otomatisasi berbasis aturan dasar dengan menggunakan pembelajaran mesin pemrosesan bahasa alami (natural language processing/ NLP), dan sistem yang memungkinkan visi komputer untuk belajar, beradaptasi, dan menangani tugas-tugas yang dulunya membutuhkan penilaian manusia.
 
Ketiga komponen utamanya membawa manfaat yang sangat memudahkan. RPA untuk mengotomatisasi tugas digital rutin, BPM untuk merancang dan mengoptimalkan alur kerja, serta AI untuk memperkenalkan pengambilan keputusan yang adaptif. Otomatisasi AI membekali bisnis untuk beroperasi dengan lebih cerdas, efektif, dan kompetitif.

Pengaruh AI yang semakin besar di pasar tenaga kerja

Dengan kegunaannya yang menguntungkan, AI semakin berpengaruh di pasar tenaga kerja. Menurut laporan global dari PricewaterhouseCoopers (PwC), integrasi AI di tempat kerja semakin cepat di berbagai industri, terutama di bidang IT, layanan keuangan, dan layanan profesional. 
 
Ekonom Utama PwC, Barret Kupelian, menjelaskan dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live bahwa AI sudah membawa dampak pada kehidupan kerja secara luas. Ia mencatat peningkatan signifikan dan konsisten dalam permintaan keterampilan AI, terutama di industri yang telah mengadopsi teknologi ini.
 
Namun, Kupelian menekankan AI lebih mungkin untuk melengkapi ketimbang menggantikan sepenuhnya berbagai fungsi pekerjaan, terutama yang memerlukan nuansa manusia.
 
Baca juga: 20 Jurusan Kuliah Paling Diburu di Masa Depan Versi World Economic Forum’s 
 

Tiga jalur karier tak tergantikan AI

Kupelian menyoroti tiga jenis bidang pekerjaan yang harus dipertimbangkan oleh generasi muda untuk tetap berharga di pasar kerja:

1. Pekerjaan terampil

Peran manual tradisional seperti tukang ledeng, listrik, dan dekorator masih sulit direplikasi oleh AI karena ketergantungan mereka pada tenaga fisik dan pemecahan masalah dalam lingkungan yang dinamis. Kupelian mencatat teknologi AI saat ini belum cukup canggih untuk menggantikan pekerjaan yang melibatkan pekerjaan manual intensif.

2. Pekerjaan kreatif dan berbasis keputusan

Profesi yang bergantung pada kreativitas dan pengambilan keputusan kompleks seperti desainer, seniman, strategis, dan penulis juga lebih sulit diotomatisasi. Menurut Kupelian, peran-peran ini memerlukan “tingkat penilaian dan kreativitas yang tinggi” serta melibatkan “keterampilan khusus” yang sulit ditiru oleh alat digital.

3. Peran yang selaras dengan AI

Meskipun beberapa pekerjaan tergeser, beberapa pekerjaan lainnya tercipta. Posisi untuk pengembangan AI, ilmu data, pembelajaran mesin, dan pengawasan etika AI semakin diminati.
 
Peran ini tidak hanya menawarkan gaji lebih tinggi tetapi juga esensial dalam menentukan bagaimana cara AI diterapkan di berbagai sektor. Temuan PwC menunjukkan bisnis yang mengintegrasikan AI mengalami pertumbuhan pendapatan lebih cepat, menandakan permintaan tinggi akan profesional yang memahami dan bekerja dengan teknologi ini.
 
Yang membedakan pekerjaan yang rentan terhadap otomatisasi adalah ketergantungan mereka pada pengulangan, masukan terstruktur, dan pengambilan keputusan yang terbatas. Serta posisi yang tidak memerlukan empati, intuisi, tenaga kerja manual, atau penilaian manusia yang kompleks lebih berisiko digantikan.
 
Namun, pergeseran ini juga membuka peluang baru. Seiring dengan otomatisasi tugas-tugas dasar, tenaga profesional dapat lebih fokus pada strategi, inovasi, dan pemecahan masalah yang berorientasi pada manusia.
 
Kunci untuk tetap unggul di pasar kerja yang terus berubah ini terletak pada kemampuan bekerja berdampingan dengan teknologi, termasuk AI, dengan memanfaatkan kelebihannya sekaligus menerapkan keterampilan unik manusia yang masih belum dapat ditiru oleh mesin. (Alfi Loya Zirga
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan