Jakarta: Deru debur ombak yang menenangkan, hembusan angin pesisir yang membuai, hingga semburat mentari senja yang menghanyutkan. Ada banyak hal yang membuat orang jatuh cinta kepada laut.
Tidak terkecuali bagi Dwi Listyo Rahayu, 64 tahun. Peneliti Utama bidang Taksonomi ini, betah menghabiskan waktu sore harinya sekadar menikmati matahari terbenam dari luar jendela tempat ia bekerja.
Ruangan kerjanya tepat menghadap ke arah laut. Laut jugalah yang sampai saat ini memupuk rasa cintanya terhadap penelitian di bidang biologi kelautan. “Air laut lagi surut nih, saya udah bawa sepatu,” tuturnya dikutip dari laman LIPI, Jumat, 27 Agustus 2021.
Biasanya ia akan jalan-jalan di pinggir pantai sembari sesekali mengorek batu atau pasir untuk mendapatkan spesimen yang nanti diteliti. Sedari kecil Dwi Listyo Rahayu akrab dengan laut.
Beranjak kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Perikanan pun berhubungan dengan laut karena praktikum-praktikumnya seringkali di laut. “Semakinlah saya suka laut,” katanya terkekeh.
Baca juga: Pernah DO dan 'Nasakom' di S1, Tapi Tembus Beasiswa Chevening S2 di Inggris
Selepas skripsi, ia sejatinya ingin langsung melanjutkan studi magisternya di tempat yang sama tetapi gagal. Kegagalan yang justru membawanya kelak melanjutkan studi di Paris hingga jenjang Doktoral.
Urung studi S2 di IPB, ia melamar dan diterima menjadi staf peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI pada Tahun 1982. Karier penelitiannya terus menanjak dari mulai Ajun Peneliti Muda hingga sekarang sebagai Profesor Riset. “Jadi saya masuk ke Pusat Penelitian Oseanografi minta ditempatkan di Ambon,” kenangnya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan