Peneliti Utama bidang Taksonomi LIPI, Dwi Listyo Rahayu. Foto: Dok. LIPI
Peneliti Utama bidang Taksonomi LIPI, Dwi Listyo Rahayu. Foto: Dok. LIPI

Dwi Listyo Rahayu, Satu dari Tiga Taksonom Kelomang di Dunia

Citra Larasati • 27 Agustus 2021 08:09

 
Pilihannya untuk berkarier sebagai peneliti LIPI mempertemukannya dengan senior sekaligus mentor risetnya saat itu, Dr. Kasim Moosa. Dari Kasim, ia mengaku mengenal, belajar, dan tertarik dengan dunia taksonomi khususnya morfologi.
 
Minatnya terhadap riset taksonomi kian membuncah ketika ia ikut serta dalam Ekspedisi Snellius II pada Tahun 1984. Ekspedisi tersebut mengangkat lima tema penelitian, yakni geologi dan geofisika, terumbu karang, vetilasi lubuk laut dalam, sistem pelagis, dan dampak sungai terhadap lingkungan laut.

Pada ekspedisi inilah ia banyak berkenalan dengan para taksonom senior dari berbagai belahan dunia. “Setiap hari yang diomongin kan taksonomi terus saja. Morfologi semuanya. Lama-lama loh kok menarik sekali. Okelah saya niatkan mau mengerjakan ini,” ungkapnya.
 
Selepas Ekspedisi Snellius II, peneliti yang akrab disapa Yoyo ini melanjutkan studi S2 dan S3 di Université Pierre and Marie Curie, Paris VI. Paris, Prancis melalui beasiswa Overseas Fellowship Program (OFP) yang dicetuskan oleh Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie.
 
Paris menjadi tujuannya, karena pada saat itu Natural Museum of Natural History Paris adalah salah satu pusat studi krustasea terbaik. “Saya ingin mengerjakan krustasea dan yang banyak orang krustasea itu di Paris,” tuturnya.
 
Kendati demikian, ia justru ditawari untuk meneliti kelomang. Pilihan yang kemudian membawa dirinya sebagai satu-satunya taksonom kelomang di Indonesia dan satu di antara tiga taksonom kelomang di dunia.
 
Kelomang dan kepiting memiliki peranan penting dalam ekosistem kita. Kelomang memakan semuanya.  Mulai dari makroalga, kerang, sampai potongan hewan yang mati.
 
Yoyo mengistilahkannya sebagai hewan pembersih. Kepiting mengonversi nutrient dan mempertinggi mineralisasi, serta meningkatkan distribusi oksigen dalam tanah. Hingga saat ini Bu Yoyo sudah berhasil mendeskripsikan empat genus dan 74 spesies baru kelomang dan enam genus serta 76 spesies baru kepiting.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan