Bukan tanpa alasan Adreas bercita-cita menjadi tenaga kesehatan. Dia pernah merasakan sakit luar biasa akibat malaria.
“Sejak itu saya langsung bercita-cita ingin jadi tenaga kesehatan, agar tidak ada lagi orang di kampung saya yang merasakan sakit yang saya rasakan,” kata Adreas dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juli 2025.
Di penghujung SMA, Adreas mulai bingung melanjutkan kuliah. Sang ayah yang bekerja sebagai nelayan tidak bisa membiayainya.
Beruntung, ada Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Kakaknya sudah lebih dulu menikmati bantuan pendidikan dari negara itu.
| Baca juga: Bisa Beli Iphone Tapi Terima Uang KIP-K, Ini Perjuangan Al Barr yang Tak Orang Tahu |
Adreas senang bukan main diterima di program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Cenderawasih. Meski, dia harus menyeberangi garangnya ombak Laut Papua selama 19 jam menuju Kota Jayapura.
Perjalanan Adreas di ibu kota tak berjalan mulus. Dia mesti menyambung hidup dari modal seadanya.
Otaknya berpikir keras. Ide muncul untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan menawarkan jasa menutupi jok motor di pangkalan ojek. Nominalnya kecil, namun cukup untuk menyambung hidup hari ke hari.
Kesabaran berbuah manis, Adreas berhasil menerima KIP-K. "Keluarga senang, orang tua bilang sekarang karena sudah dapat beasiswa harus belajar bersungguh-sungguh dan kembali ke kampung,” kenang Adreas.
Adreas mengaku KIP Kuliah bukan hanya solusi agar bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya, tapi jalan membangun dampak baik bagi seluruh penjuru negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
