Jakarta: Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Neni Nur Hayati mengajak seluruh pihak menjaga suara hingga ke tingkat nasional. Pemantauan penghitungan suara jangan hanya berhenti di tempat pemungutan suara (TPS).
"Mengawal suara memang bukan hanya di TPS, tapi juga di rekapitulasi PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) yang sangat rentan terjadi manipulasi suara," kata Neni kepada
Media Indonesia, Senin, 4 Maret 2024.
Neni mengatakan fenomena melonjaknya suara
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) harus menjadi perhatian. Meski belum menembus ambang batas parlemen 4 persen, lonjakan perolehan suara PSI dinilai hal janggal.
"Manipulasi itu memang sangat rentan terjadi di rekap PPK (panitia pemilihan kecamatan)," ujarnya.
Neni juga meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum (
Bawaslu) menelusuri apakah lonjakan suara PSI itu disebabkan adanya kekeliruan input data pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Atau, memang karena faktor kesengajaan.
Bagi Neni kenaikan suara yang cukup signifikan di tengah proses rekapitulasi bukan hal yang wajar dan menjadi anomali. Jangan-jangan, kata dia, memang ada dugaan terjadi jual beli suara.
"Makanya Bawaslu seharusnya tidak tinggal diam, telusuri faktor apa yang mempengaruhi lonjakan kenaikan tersebut," terangnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))