Jakarta: Sekjen PPP Arsul Sani tak menampik 43,2 persen kader mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ia tak menampik hasil survei Indikator Politik Indonesia.
"Memang perbedaan pilihan di internal PPP itu harus diakui masih ada," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019.
Salah satu yang mendasari perbedaan pilihan imbas sikap politik PPP pada 2014. Kala itu, PPP mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Baca: PPP: 70% Kader Dukung Jokowi
Arsul menyebut kondisi itu juga terjadi di banyak partai politik. Namun, persoalan di PPP tak sampai level struktural. Sekitar 85 persen kader mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Kalau survei kan basisnya akar rumput bukan struktur. Jadi, kalau dari sisi struktur boleh dibilang tidak ada masalah," tegas Arsul.
Mereka yang mendukung Prabowo-Sandi, terang dia, merupakan orang-orang kalah dalam kepengurusan. Mereka akhirnya memilih merapat ke oposan.
Baca: Rommy Sebut Dualisme PPP Telah Berakhir
Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait split-ticket voting. Survei menunjukkan kecenderungan kader yang menyimpang dari arah kebijakan partainya pada Pilpres 2019.
PPP termasuk salah satu partai yang kadernya banyak membelo. Kader Partai Hanura juga menunjukkan kecenderungan serupa.
Hasil survei menunjukkan 43,2 persen kader PPP dan 39,6 persen dari Hanura yang tak sejalan dengan kebijakan partai. Mereka memutuskan untuk mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OJE))