Jakarta: Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani melihat belum ada pengaruh terhadap elektabitas partai pasca penangkapan ketua umum Romahurmuziy (Romi) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Arsul masih optimistis partainya lolos ambang batas parlemen di Pemilihan Legislatif 2019.
"Kalau sekarang 3,7 persen (elektabilitas) kita masih senyum. Romi
effect apa itu yang susah (diprediksi)," kata Arsul di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Maret 2019.
Arsul mengaku pihaknya tak ambil pusing dengan hasil survei Litbang Kompas yang memprediksi partainya tak lolos di parlemen. Arsul berpatokan dari hasil Pileg 2014, saat itu Litbang Kompas merilis survei elektabilitas PPP hanya 2,4 persen hanya beberapa hari sebelum pencoblosan.
(Baca juga:
Harapan Tipis PPP pada Pileg 2019)
"Sama dengan kalau ini ditanya bolak-balik ke PPP ini memang menjadi mengganggu saya panik. Saya ini yang belum teruji soal kasusnya Mas Romi," tegas Arsul.
Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas terbaru merilis hanya ada enam partai politik yang bakal lolos ambang batas parlemen di Pileg 2019. Sementara 10 parpol lain yang menjadi peserta pemilu diperkirakan gagal mencapai ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Survei Litbang Kompas dilakukan pada 22 Februari hingga 5 Maret 2019 terhadap 2.000 responden.
Salah satu partai yang diprediksi tak lolos PPP dengan elektabilitas hanya 2,7 persen. PPP pasca penangkapan Romahurmuziy oleh KPK mengalami penurunan elektabilitas sebesar 0,5 persen jika dibandingkan hasil survei pada Oktober 2018. Pada Pileg 2014, PPP mampu mengantongi 6,5 persen suara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))