Jakarta: Masih dalam suasana peringatan Hari Santri, capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menegaskan keberpihakannya terhadap pesantren. Terlebih saat ini perhatian pemerintah terhadap pesantren masih minim.
“Santri jasanya besar, tapi tidak diakui oleh negara. Sejak ada Hari Santri, negara mulai memperhatikan dengan munculnya UU Pesantren, Perpres tentang Dana Abadi Pesantren. Banyak hal yang masih dibutuhkan pesantren. Banyak yang belum tahu pesantren itu fasilitasnya sederhana, kesehatannya terbatas, tidak memadai. Yang memiliki fasilitas memadai tidak lebih dari 10 persen. Artinya negara belum memberi afirmasi dan bantuan,” kata Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin, pada program acara Suara Reboan Metro TV.
Cak Imin diketahui memang memiliki perhatian lebih terhadap lingkungan pesantren. Cak Imin dikenal baik di kalangan santri karena tekad politiknya selalu memperjuangkan hak-hak para santri. Salah satu perjuangannya bersama fraksi partai di DPR adalah disahkannya UU Pesantren. UU Pesantren menjadi sejarah awal penguatan pesantren baik secara kelembagaan maupun sumber daya manusia (SDM).
“Sejak 90an, kami para santri menggali sejarah, menulis sejarah bersama Arsip Nasional menggali dokumen. Alhamdulilah, tahun 2015 Pak Jokowi naik, ketika Pak Jokowi naik menjadi Presiden harus komit membuat pengakuan negara terhadap perjuangan santri. Alhamdulillah, lahirlah Hari Santri Nasional 22 Oktober 2015. Maknanya apa? Negara dan pemerintah selama dan sebelum Orde Baru tidak mengakui adanya pesantren. Bahkan banyak penjabat hingga hari ini tidak mengakui pentingnya pesantren sebagai pemersatu, penguat kokohnya bangsa kita,” ujar Cak Imin.
Cak Imin lahir di lingkungan pesantren di Jombang dari pasangan Muhammad Iskandar dan Muhasonah Iskandar, yang merupakan cicit dari pendiri NU KH Bisri Samsuri. Ia menimba ilmu di pesantren milik keluarganya, sebelum melanjutkan pendidikan di madrasah tsanawiyah dan madrasah alawiyah. Oleh karena itu kedekatan Cak Imin dengan dunia santri tidak diragukan.
“Kalau saya jadi wapres dan Mas Anies jadi presiden, semua kepala daerah dan pemerintah daerah harus membuat perda yang memperhatikan nasib pesantren. Langkah berikutnya masih sangat banyak karena karakter bangsa kita dibangun melalui pendidikan karakter. Tidak ada pesantren, tidak akan lahir generasi yang berkarakter. Pendidikan yang lain belum tentu bisa menghasilkan karakter yang sederhana, mandiri, kokoh, tahan banting, kepemimpinan. Artinya, tugas berikutnya adalah melanjutkan UU Pesantren, diimplementasikan dalam peraturan pemerintah,” ucap Cak Imin.
Tak hanya itu, Cak Imin juga ingin lulusan pesantren berdaya guna. Tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, namun juga bangsa dan negara.
“Pesantren itu dasarnya adalah menciptakan karakter, kepribadian, integritas. Tapi setelah itu tumbuh butuh skill, kemampuan, kapasitas, profesionalitas. Lulusan pesantren harus jadi pengusaha yang tangguh, kewirausahaan. Kemandirian yang sudah dimiliki ditambah keahlian dan kemampuan bisnis yang canggih, insyaAllah 10 persen dari bangsa ini menjadi pengusaha. Kalau 10 persen anak bangsa menjadi pengusaha, itu ciri-ciri negara maju. Sekarang cuma 1,5 persen. Tugas kita dalam lima tahun harus lahir 10 persen pengusaha tangguh,” katanya.
Sementara itu, Anies Baswedan menanggapi momentum Hari Santri dengan ajakan untuk mengupayakan kesejahteraan santri dan pengajar pondok pesantren.
“Para santri termasuk yang terdepan dalam berjuang melawan kolonial kembali ke Tanah Air. Itu semua tercatat dalam sejarah. Sudah saatnya mereka merasakan manfaat kemerdekaan. Para santri ini adalah pribadi-pribadi yang mendapatkan bekal keagamaan di pondok. Perlu diperhatikan kondisi di pondok-pondok. Masih banyak yang belum sesuai harapan. Mudah-mudahan ke depan negeri ini bisa memberikan yang lebih baik. Bagaimanapun juga ini adalah institusi yang memberikan kontribusi besar,” kata Anies.
Anda juga dapat berpartisipasi mendorong perubahan yang lebih baik melalui website https://reboan.id/Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ROS))