Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah. (Foto: dok Media Group News)
Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah. (Foto: dok Media Group News)

Wawancara Direktur IBL

Wawancara Direktur Utama IBL: Asa di Tengah Pandemi

Alfa Mandalika • 17 Maret 2021 17:04
Jakarta: Gelaran Indonesian Basketball League (IBL) akhirnya kembali bergulir pada 10 Maret. Setelah menunggu satu tahun, akhirnya IBL bisa menjawab kerinduan pencinta bola basket Tanah Air.
 
Kali ini, IBL tampil dengan suasana berbeda. Selain tanpa kehadiran penonton di lapangan, kompetisi IBL juga menerapkan sistem gelembung. 
 
Kompetisi IBL juga diikthiarkan untuk persiapan tim nasional basket Indonesia untuk menyambut kejuaraan FIBA Asia yang dihelat pada Agustus 2021. Pada ajang tersebut, jika Indonesia sukses menembus delapan besar, maka bisa dipastikan skuat Merah Putih bisa berlaga di FIBA World Cup 2023. Indonesia menjadi tuan rumah bersama dengan Filipina dan Jepang.

Well, untuk mengetahui bagaimana cara IBL mengarungi kompetisi pada masa pandemi Covid-19, medcom.id mewawancarai Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah lewat instagram live Ngobras Medcom, kemarin.
 
Berikut petikan wawancaranya:
 
Pada season 2021, berapa klub yang menjadi peserta?
 
Total ada 12 klub. Ada tiga dari Jakarta, Solo, Salatiga, Yogyakarta, Bali, Bandung, Surabaya ada dua klub, lalu ada juga dari timnas Indonesia dengan tim mudanya.
 
Bagaimana cara IBL meyakinkan pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menggulirkan IBL pada masa pandemi Covid-19?
 
Perjalanan panjang. Alhamdulilah kita bisa berjalan sejak 10 Maret, dari kita persiapkan bulan Juni 2020. Jadi waktu itu kita siapkan cukup panjang, waktu itu IBL berhenti di tengah-tengah karena pandemi. Kemudian kita pikirkan lagi upaya untuk memulai kembali. Kita rencana melanjutkan pada Oktober, tapi waktu itu ada kondisi lain yang tidak memungkinkan, akhirnya kita setop.
 
Akhirnya kita menatap musim 2021 pada Januari, teknis udah siap, lokasi, klub, dukungan dari pemerintah, tapi ada PSBB Jawa-Bali akhirnya kita diminta untuk menunda, hingga akhirnya Maret bisa menggulirkan kembali IBL. Kuncinya protokol kesehatan (prokes). Dokumen prokes sudah siapkan sejak Juni tahun lalu, dan kita sudah mendapatkan rekomendasi dari Kemenpora, BNPB, Dinkes DKI. Setelah protokol itu modal awal untuk maju ke Kepolisian. Tapi, kita perlu memperjuangkan lagi, bagaimana bisa meyakinkan Kepolisian memberikan izin. 
Saat kita menghadap Kemenpora, kita coba meyakinkan bahwa ini sebuah industri yang mau tidak mau harus kita lakukan, kalau menunggu kapan pandemi selesai, mau sampai kapan. Oleh karena itu, kita harus terus menyesuaikan diri dengan Covid. Kalau tidak dijalankan, bisa rubuh karena menyangkut banyak stakeholder.
 
Ketika bertemu dengan Kepolisian, kita tekankan kegiatan ini tidak ada kerumunan, lalu semua yang terlibat kita ketat prokes, kita juga melakukan kampanye untuk pencinta basket bisa menyaksikan pertandingan tapi mendukung dari rumah. Jadi, pihak-pihak yang mendukung merasa tenang, karena tidak ada kerumunan.
 
Lalu, bagaimana menjalankan skema protokol kesehatan di IBL?
 
Jadi ada dua tahapan besar. Tahapan pertama, sebelum memasuki IBL Camp. Ada monitoring berkala, setiap minggu cek, tujuh hari sebelum memasuki IBL Camp, semua harus karantina mandiri, lalu harus lolos tes PCR selama dua kali, mereka akan mendapatkan surat clearance untuk berangkat. Jadi kalau satu negatif dan kedua positif, dia tidak akan bisa mendapatkan surat clearance dan tidak bisa berangkat. Ketika tiba di lokasi, dia harus menjalankan tes PCR ketiga. Kemudian untuk menunggu PCR, mereka harus isolasi mandiri di cottage sampai hasil PCR keluar, setelah hasilnya keluar, boleh aktitivas latihan dan bertanding.
 
Tahapan kedua, setiap enam hari sekali kita tes PCR. Semua yang terlibat, pemain, wasit, ofisial, tukang bersih area, tukang masak, kita tes semua. Kita total 12 kali PCR selama penyelenggaraan, Covid kan dinamis, kita tidak bisa menggaransi 100 persen, tapi kita usahakan menekan resiko yang ada. Jadi jika ada kasus, kita sudah siap, karena ada isolasi, prosedur tracing, ada klinik 24 jam untuk mengecek pemain yang terpapar.
 
 

 
Sejauh ini, apakah ada kendala yang dihadapi?
 
Kendala tidak ada, semua berjalan sangat lancar, sesuai protokol yang kita buat, kendala teknis semua on track. Apakah ada yang terpapar, ada. Ini adalah sesuatu yang harus kita prediksikan dan kita tidak berharap semua tidak ada apa-apa. Itulah fungsi screening, ada tes PCR satu, dua. Hari pertama ada pemain yang belum clear, kita lakukan isolasi, kita pantau setiap hari, dan per hari ini semua sudah kembali normal lagi.
 
Apakah semua pebasket sudah menerima vaksin?
 
Semua pemain sudah divaksin pertama dan ada beberapa pemain melakukan vaksin kedua. Nanti diharapkan tanggal 30 dan 1 kita bisa melakukan vaksin kedua.
 
Bisa dijelaskan bagaimana sistem gelembung di IBL? 
 
Secara prinsip sangat sederhana, kita bayangkan seperti masuk gelembung balon dan jika sudah masuk, tidak bisa keluar lagi. Tapi semua tidak mudah, screening, PCR tiga kali, dan monitor berkala. Di dalam tidak bisa sebebasnya, semua harus menjaga prokes. Kita juga sudah siapkan kebutuhan primer dan sekunder untuk para pemain ada barber shop, mini mart, ada ice bath, badminton, laundry, klinik 24 jam, dan area sangat mendukung bisa joging, sepedaan, dan bisa macam-macam.
 
Wawancara Direktur Utama IBL: Asa di Tengah Pandemi
Suasana basket IBL 2021. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna
 
Melihat jadwal IBL sangat padat, apakah ada keluhan dari klub atau pemain? 
 
Jadi memang secara jadwal memang sangat padat, tidak hanya seri pertama, seri kedua hingga keempat sangat padat. Kita tidak berada di posisi semua harus sempurna, misi kita kali ini yang penting ini (kompetisi) bisa jalan dulu, semoga bisa jalan sampai akhir, semoga industri ini terus berjalan. Jadwal memang sangat intens sekali, tidak banyak opsi, kalaupun kita bikin jadwal lebih panjang, akan banyak juga potensi risiko apalagi bulan April sudah puasa. IBL ini awalnya selesai sebelum puasa, karena kita awalnya direncanakan bulan Januari sampai April, karena Januari ditunda, maka Maret baru mulai, sampai Juni selesai. Karena Agustus akan ada FIBA Asia dan Indonesia menjadi tuan rumah.
 
Bagaimana IBL merespons dari sisi bisnis, mengingat tidak ada penonton dan semua dilakukan secara digital?
 
Penyesuaian besar yang harus kita lakukan, tanpa penonton. Kita sudah jalankan hari kelima, apa yang kita prediksikan kemudian kita janjikan ke partner, tanpa adanya penonton di lapangan, seharusnya antusiasme tidak mati, cara menonton saja yang berbeda. Dulu bisa datang langsung, sekarang hanya dari rumah. Dan rata-rata penonton kita naik empat kali lipat setiap game. Bahkan ada game yang mungkin ditunggu bisa sampai lima sampai enam kali lipat jumlah penontonnya. Kita lihat reaksi dan respons pencinta basket sangat bagus. Kita buktikan kepada mitra dan stakeholder, bahwa basket tetap hidup, penonton tetap ada. Bisnis kita bisa berjalan, cuma caranya berbeda, dulu ada aktivitas di lapangan sekarang kita pindahkan ke digital di sosial media kita bisa bikin engagement. Kali ini medianya saja yang berubah.
 
 

 

Bagaimana respons dari klub terkait tanpa kehadiran penonton?
 
Ada pasti keluhan, klub dan penyelenggara. Tapi, di antara semua keluhan, saya apresiasi karena klub sangat bersemangat kenapa harus jalan, Juni tahun lalu, tidak semua klub punya keyakinan yang sama, ada yang bilang tunggu pandemi selesai, ada yang bilang setop dulu. Sekarang, 12 klub itu sangat bersemangat agar ini berjalan dan kita sudah berada di misi yang sama, konsekuensi biaya tanpa penonton, asalkan misi kita sama, kita jalan dulu, nanti kita liat reaksi bagaimana, kita lihat kembali untuk menyesuaikan dari sisi bisnisnya,
 
Jadi berapa seri yang akan berlangsung untuk IBL 2021?
 
Biasanya IBL terdiri dari delapan seri reguler, lalu playoff, semifinal, final. Reguler seri diselenggarakan di kota-kota berbeda. Sekarang kita ubah, kita ubah dari delapan seri menjadi empat seri, kita padatkan, tapi jumlah pertandingannya sama.  Kita akalin supaya secara durasi tidak terlalu panjang. Ini salah satu modifikasi kita buat, kita tetap jalan, dan secara biaya tidak besar.
 
Fase pertama menjalankan empat seri, 10 maret-10 april, enam tim terbaik akan tampil di playoff setelah bulan puasa, puasa kita off sebulan.  Final rencana tanggal 3,4, dan 6 Juni, menggunakan best of three dan rencananya digulirkan di Jakarta. Fase kedua playoff-final kita rencanakan di Jakarta.
 
Harapan Anda untuk IBL 2021?
 
Yang pertama mohon doa dan dukungan supaya IBL bisa berjalan sampai akhir musim, karena di situasi seperti ini, kita akan terus melakukan terbaik.
 
Kemudian misi IBL menyelenggarakan tidak semata-mata kegiatan kompetisi, kita juga ada kampanye saling jaga, rasa tanggung jawab sosial yang punya penonton di seluruh indonesia, kita ingin menyampaikan, kita semua harus saling jaga, saling mengingatkan, dan cek protokol. 
 
Semua bisa menyaksikan pertandingan di youtube IBL, lalu ada juga televisi nasional akan menyiarkan di TVRI, dan semua game kita tayangkan di youtube IBL.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan