Antusias warga mengunjungi dan memperhatikan ragam diorama saat terjadinya penculikan Jendral Besar A.H Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa. Foto: MI/Ramdani
Antusias warga mengunjungi dan memperhatikan ragam diorama saat terjadinya penculikan Jendral Besar A.H Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa. Foto: MI/Ramdani

Sosok Letkol Untung, Aktor Utama G30S/PKI

Siti Yona Hukmana • 28 September 2021 07:40

Setelah berpangkat mayor, Untung menikah di Kebumen. Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto, menghadiri pernikahan Untung. Kedatangan Soeharto bukan hal biasa. Dia datang dari Jakarta ke Kebumen hanya untuk menghadiri pernikahan bekas anak buahnya di Kodam Diponegoro. 
 
Kondisi jalan antara Jakarta-Kebumen yang saat itu belum baik memperkuat dugaan banyak orang kedatangan Soeharto menunjukkan kedekatannya dengan Untung. Praduga berlanjut, Untung ialah orang yang dipilih Soeharto untuk mengacaukan Gestapu.
 
Sekitar 14 Agustus 1962, Untung diterjunkan ke daerah Sorong, Papua Barat. Untung masuk Operasi Mandala yang dipimpin Soeharto. Setelah operasi sukses, dia mendapat kenaikan pangkat istimewa dari mayor ke letnan kolonel (Letkol), plus bintang, setelah memimpin pasukan gerilya menyerang tentara Belanda di Papua Barat. 

Postur Untung yang pendek, tetapi kekar dan berleher gemuk cukup ideal sebagai postur prajurit yang mendapat bintang jasa. Selain itu, dia dipercaya menjabat sebagai komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa. 
 
Namun, atas nama stabilitas nasional, Untung dihabisi melalui pengadilan Mahmilub di Jakarta dan dihukum mati. Tidak hanya Untung, sepuluh orang mantan Cakrabirawa juga dijatuhi hukuman mati atas perbuatan mereka menghabisi petinggi Angkatan Darat (AD) dalam G30S.
 
Soeharto, secara tak langsung, menghukum mati kawannya sendiri. Kesaksiannya di pengadilan pun tak banyak menolong Untung dari jerat hukuman mati. 

Pimpinan G30S/PKI


Pada 4 Agustus 1965, Soekarno beberapa kali pingsan. Ketika sadar, Letkol Untung menghampirinya dan terjadi percakapan singkat yang mengawali peristiwa berdarah G30S. 
 
Kepada Untung, Presiden Soekarno bertanya, "apa dirimu mau menerima perintah yang akan mencakup tindakan terhadap jenderal yang tidak loyal." Untung pun menyatakan kesediaannya. 
 
"Jika Bapak membiarkan kita menindak terhadap para jenderal, saya akan melaksanakan perintah ap apun dari pemimpin besar," jawab Untung kepada Soekarno yang ditulis dalam buku Petrik Matanasi, Untung, Cakrabirawa, dan G30S.
 
Percakapan itu disaksikan Brigadir Jenderal Saboer, Komandan Cakrabirawa. Untung kemudian mengangkat diri sebagai ketua Dewan Revolusi, sekaligus memimpin Gerakan 30 September. Sosok itu kemudian dikenal dengan nama barunya, Untung Syamsuri.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan