Antusias warga mengunjungi dan memperhatikan ragam diorama saat terjadinya penculikan Jendral Besar A.H Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa. Foto: MI/Ramdani
Antusias warga mengunjungi dan memperhatikan ragam diorama saat terjadinya penculikan Jendral Besar A.H Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa. Foto: MI/Ramdani

Sosok Letkol Untung, Aktor Utama G30S/PKI

Siti Yona Hukmana • 28 September 2021 07:40

Kudeta 30 September yang dipimpin Komandan Batalion Resimen Cakrabirawa, Letkol Untung, merenggut nyawa enam jenderal pimpinan AD dan seorang perwira pertama. Para jenderal itu difitnah orang yang tidak loyal terhadap Soekarno. 
 
"Mereka diambil dari kediamannya masing masing dan dibunuh," kata M Fuad Nasar dalam bukunya 'Kegagalan Kudeta G30S/PKI Berdamai dengan Sejarah.'
 
Ketujuh korban ialah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen Harjono MT, Mayjen S Parman, Brigjen Sutojo Siswomihardjo, Brigjen DI Pandjaitan, dan Lettu Pierre Andreas Tendean. Pierre ialah ajudan Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution, yang berhasil menyelamatkan diri dari sergapan maut. 

Jasad ketujuh perwira itu dibuang ke dalam sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Jenazah mereka ditemukan pada Minggu, 3 Oktober 1965 oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD). Ketujuh korban yang diberi gelar Pahlawan Revolusi itu sudah tak bisa dikenali, kecuali dari pakaian yang dikenakan.

Ditangkap dan dihukum mati


Untung dinilai bertanggung jawab atas peristiwa berdarah itu. Pada 11 Oktober 1965, 10 hari setelah peristiwa G30S, Untung ditangkap saat melarikan diri ke arah Semarang. Untung dikenali dua tentara yang sama-sama tengah menumpangi bus. 
 
Kaget, Untung melompat keluar. Lantaran curiga, kedua tentara mengejar Untung hingga tertangkap warga di sekitar Asem Tiga,Kraton, Tegal. Saat tertangkap, dia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya tidak menyangka orang yang ditangkap ialah mantan pemegang komando operasional G30S. 
 
Setelah menjalani pemeriksaan di Markas CPM Tegal, barulah diketahui pria itu bernama Untung. Untung menjalani sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) atas keterlibatan dalam peristiwa berdarah G30S/PKI. 
 
Sejarawan Petrik Matanasi menyebut berdasarkan pengakuan Letkol Untung di pengadilan, jumlah pasukan Cakrabirawa yang terlibat dalam G30S tidak lebih dari satu kompi. Untung mengaku ada 60 orang Cakrabirawa yang terlibat. Mereka semua bawahannya dalam Batalyon I Kawal Kehormatan Cakrabirawa. 
 
Pasukan Cakrabirawa yang terlibat dalam peristiwa berdarah itu bukanlah pasukan yang paling dekat dengan Soekarno. Melainkan, pasukan terluar dalam lapisan pengawalan Soekarno. 
 
Dalam sidang Mahmilub, Untung menolak tuduhan yang dijatuhkan oditur militer bahwa dirinya menjalankan G30S untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Namun, dia mengaku bersalah dengan menggerakkan orang lain terlibat dalam pembunuhan terencana, seperti yang terjadi di Lubang Buaya. 
 
Untung dijatuhi hukuman mati di Cimahi, Jawa Barat, pada 1966 setelah grasinya ditolak. Menurut Petrik, Untung seorang nasionalis, meski juga komunis. Apa yang dilakukan Untung sebenarnya bukan karena dirinya komunis, melainkan hanya memposisikan diri sebagai pembela Bapak Nasionalis Indonesia yang akan digulingkan, yakni Soekarno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan