Komodo tengah bersantai di jalan beraspal. Foto: MI/Gilbert Lewar
URL Berhasil di Salin
Komodo Mengadang Bukan Berarti Meradang
Medcom • 11 November 2020 09:51
Jakarta: Foto komodo seolah-olah tengah mengadang truk di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur viral di media sosial. Hampir sebagian besar menafsirkan gambar itu sebagai bentuk protes komodo atas pembangunan kawasan wisata.
'Komodo meradang karena habitatnya diganggu', begitu seolah-olah gambar itu berbicara. Narasi itu terasa dalam unggahan Greenpeace Indonesia di akun resmi instagramnya.
"Orangutan, Harimau, Gajah sudah menjadi korban salah arah pembangunan ekonomi kita, kini sang Naga pun bisa jadi akan bernasib sama. Seandainya Naga Komodo ini bisa melawan dan bersuara, kira-kira apa yang akan disampaikannya? Dan maukah kamu bersuara dan melawan untuk dia?" demikian tiga paragraf akhir feed Instagram Greenpeace Indonesia yang memagut foto ikonik tersebut.
Diunggah pada 26 Oktober, foto dan narasi itu disukai hampir 100 ribu orang pengikut (followers) Greenpeace Indonesia. Dari situ, lagi-lagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) kena getahnya. Komentar-komentar miring menyerang pemerintah. Jokowi dinilai jadi biang keladi pembibitan investasi yang serampangan.
"Investasi yang meminggirkan masyarakat adat, nelayan, petani, dan lingkungan satwa endemik kita? Investasi ala Omnibus Law Cilaka (UU Cipta Kerja)," masih mengutip Greenpeace Indonesia.
Sejumlah saksi mata di lokasi punya fakta lain. Truk yang tengah mengangkut material untuk pembangunan sarana dan prasarana di Pulau Rinca itu berhenti karena mogok. Lalu, melewatlah komodo di depannya. Dan memang jalur yang dilalui truk itu sehari-hari dilewati reptil purba tersebut.
Fakta itulah yang membuat para kader konservasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sepakat meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melanjutkan pembangunan sarana dan prasarana. Dalam pertemuan yang dihadiri Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno, mereka sepakat melanjutkan pembangunan fasilitas wisata dengan mengedepankan pelestarian alam dan komodo.
"Saya mendukung pembangunan dengan catatan harus menjaga kelestarian lingkungan dan komodo," kata Sipri Jemalur, pemerhati lingkungan.
Dia menambahkan, pembangunan sarana dan prasana berlangsung di zona pemanfaatan, bukan zona inti. Pembagian zona sudah melalui kajian ilmiah sehingga validitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Pembangunan sarana-prasarana di kawasan Pulau Komodo, lanjutnya, ialah upaya pemerintah mempercepat perkembangan dan kemajuan pariwisata di wilayah yang sudah ditetapkan menjadi pariwisata superpremium itu.
"Kami berharap pembangunan tetap berjalan sesuai harapan semua pihak." Fery Adu, kader konservasi, juga sepakat pelintiran dump truck dan komodo di media sosial tidak boleh membuat pihak terkait terkecoh.
"Pro dan kontra itu dinamika demokrasi. Kami mendukung pemerintah karena apa yang dilakukan sudah melalui kajian dengan tujuan utama pelestarian lingkungan, yang akhirnya akan berdampak pada kemaslahatan banyak orang," kata dia.
Wiratno menegaskan kembali bahwa sebelum membangun dalam kawasan zona pemanfaatan, Kementerian LHK telah melakukan kajian ilmiah. "Demi pelestarian yang berkelanjutan berbasis konservasi."
Kesejahteraan warga di kawasan Taman Nasional Komodo, lanjutnya, menjadi perhatian khusus. "Soal ketersediaan air bersih, listrik, sarana pendidikan, kesehatan, dan dermaga jetty demi kelancaran distribusi guna mengangkat perekonomian warga."
Media Group News mencoba memotret bagaimana pembangunan taman wisata komodo melalui kacamata pemerintah, warga setempat, dan sejumlah aktivis lingkungan lokal. Berikut sajian kami:
1. Komodo Penggerak Utama Ekonomi Warga
2. Pemerintah Hadirkan Pariwisata Terbaik di Taman Nasional Komodo
3. Upaya Pemerintah Menjaga Keamanan Komodo
4. Pemerintah Jamin Kelestarian Komodo di Tengah Pembangunan Sarpras
<blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/CGy5a39B7Wr/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="13" style=" background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:540px; min-width:326px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% - 2px); width:calc(100% - 2px);"><div style="padding:16px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/CGy5a39B7Wr/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" background:#FFFFFF; line-height:0; padding:0 0; text-align:center; text-decoration:none; width:100%;" target="_blank"> <div style=" display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display:block; height:50px; margin:0 auto 12px; width:50px;"><svg width="50px" height="50px" viewBox="0 0 60 60" version="1.1" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink"><g stroke="none" stroke-width="1" fill="none" fill-rule="evenodd"><g transform="translate(-511.000000, -20.000000)" fill="#000000"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style=" color:#3897f0; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:550; line-height:18px;"> View this post on Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"><div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg)"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style=" width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div></div></div></a> <p style=" margin:8px 0 0 0; padding:0 4px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/CGy5a39B7Wr/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" color:#000; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none; word-wrap:break-word;" target="_blank">Belum lama rasanya kita dengar kisah perusakan hutan adat Kinipan dan perjuangan masyarakat adat melawan industri sawit dan oligarki penguasa dibelakangnya Belum lama kita melihat bagaimana nelayan Kodingareng ditangkap dan dikriminalisasi karena melawan penghancuran laut mereka oleh tambang pasir untuk reklamasi Tak lupa juga kisah kriminalisasi petani Batang, dan penggusuran petani di Kulonprogo demi proyek PLTU kotor dan Bandara. Semuanya terjadi dalam 6 tahun belakangan ini. Kini sebuah taman nasional, sebuah area konservasi yang harusnya dilindungi dari perusakan dan dijauhi dari campur tangan manusia, malah dibuka atas nama investasi. Inikah investasi yang Presiden @jokowi inginkan? Investasi yang meminggirkan masyarakat adat, nelayan, petani, dan kini lingkungan satwa endemik kita? Investasi ala Omnibus Law Cilaka? Orangutan, Harimau, Gajah sudah menjadi korban salah arah pembangunan ekonomi kita, kini sang Naga pun bisa jadi akan bernasib sama. Seandainya Naga Komodo ini bisa melawan dan bersuara, kira-kira apa yang akan disampaikannya? Dan maukah kamu bersuara dan melawan untuk dia? ???? : @kawanbaikkomodo #savekomodo #tolakomnibuslaw #mositidakpercaya</a></p> <p style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;">A post shared by <a href="https://www.instagram.com/greenpeaceid/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px;" target="_blank"> Greenpeace Indonesia</a> (@greenpeaceid) on <time style=" font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px;" datetime="2020-10-26T05:37:36+00:00">Oct 25, 2020 at 10:37pm PDT</time></p></div></blockquote> <script async src="//www.instagram.com/embed.js"></script>
Jakarta: Foto komodo seolah-olah tengah mengadang truk di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur viral di media sosial. Hampir sebagian besar menafsirkan gambar itu sebagai bentuk protes komodo atas pembangunan kawasan wisata.
'Komodo meradang karena habitatnya diganggu', begitu seolah-olah gambar itu berbicara. Narasi itu terasa dalam unggahan Greenpeace Indonesia di akun resmi instagramnya.
"Orangutan, Harimau, Gajah sudah menjadi korban salah arah pembangunan ekonomi kita, kini sang Naga pun bisa jadi akan bernasib sama. Seandainya Naga Komodo ini bisa melawan dan bersuara, kira-kira apa yang akan disampaikannya? Dan maukah kamu bersuara dan melawan untuk dia?" demikian tiga paragraf akhir feed Instagram Greenpeace Indonesia yang memagut foto ikonik tersebut.
Diunggah pada 26 Oktober, foto dan narasi itu disukai hampir 100 ribu orang pengikut (followers) Greenpeace Indonesia. Dari situ, lagi-lagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) kena getahnya. Komentar-komentar miring menyerang pemerintah. Jokowi dinilai jadi biang keladi pembibitan investasi yang serampangan.
"Investasi yang meminggirkan masyarakat adat, nelayan, petani, dan lingkungan satwa endemik kita? Investasi ala Omnibus Law Cilaka (UU Cipta Kerja)," masih mengutip Greenpeace Indonesia.
Sejumlah saksi mata di lokasi punya fakta lain. Truk yang tengah mengangkut material untuk pembangunan sarana dan prasarana di Pulau Rinca itu berhenti karena mogok. Lalu, melewatlah komodo di depannya. Dan memang jalur yang dilalui truk itu sehari-hari dilewati reptil purba tersebut.
Fakta itulah yang membuat para kader konservasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sepakat meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melanjutkan pembangunan sarana dan prasarana. Dalam pertemuan yang dihadiri Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno, mereka sepakat melanjutkan pembangunan fasilitas wisata dengan mengedepankan pelestarian alam dan komodo.
"Saya mendukung pembangunan dengan catatan harus menjaga kelestarian lingkungan dan komodo," kata Sipri Jemalur, pemerhati lingkungan.
Dia menambahkan, pembangunan sarana dan prasana berlangsung di zona pemanfaatan, bukan zona inti. Pembagian zona sudah melalui kajian ilmiah sehingga validitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Pembangunan sarana-prasarana di kawasan Pulau Komodo, lanjutnya, ialah upaya pemerintah mempercepat perkembangan dan kemajuan pariwisata di wilayah yang sudah ditetapkan menjadi pariwisata superpremium itu.
"Kami berharap pembangunan tetap berjalan sesuai harapan semua pihak." Fery Adu, kader konservasi, juga sepakat pelintiran dump truck dan komodo di media sosial tidak boleh membuat pihak terkait terkecoh.
"Pro dan kontra itu dinamika demokrasi. Kami mendukung pemerintah karena apa yang dilakukan sudah melalui kajian dengan tujuan utama pelestarian lingkungan, yang akhirnya akan berdampak pada kemaslahatan banyak orang," kata dia.
Wiratno menegaskan kembali bahwa sebelum membangun dalam kawasan zona pemanfaatan, Kementerian LHK telah melakukan kajian ilmiah. "Demi pelestarian yang berkelanjutan berbasis konservasi."
Kesejahteraan warga di kawasan Taman Nasional Komodo, lanjutnya, menjadi perhatian khusus. "Soal ketersediaan air bersih, listrik, sarana pendidikan, kesehatan, dan dermaga jetty demi kelancaran distribusi guna mengangkat perekonomian warga."