Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memastikan pelestarian komodo tetap terjamin di tengah penataan sarana dan prasrana (sarpras) wisata di Loh Buaya, Pulau Rinca kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perkembangan komodo terpantau sejak 2012.
Metode pemantaun dilakukan dengan memasang cip di tubuh komodo. Sejauh ini, ada 1.200-an cip yang telah terpasang.
"Jadi ada 1.217 ekor yang dikasih cip. Nanti semua komodo akan dipasang cip," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno kepada Medcom.id, Senin, 9 November 2020.
Petugas akan melakukan pemantauan di 11 lokasi dengan 220 titik pemantauan. Sistem kerja petugas dibantu dengan menyebar kamera jebak.
Bahkan, kata dia, pemantauan pergerakan rusa dan kerbau juga dilakukan untuk menjamin pakan bagi kadal raksasa itu. Saat ini terdapat kurang lebih 3.000 populasi rusa dan 1.000 populasi kerbau.
"Sekarang dari Dirjen Penegakan Hukum melakukan patroli untuk memastikan tidak ada perburuan dari Pulau Bima. Semua pulau didirikan pos jaga," tuturnya.
Baca: Komodo Dipastikan Tidak Menjadi Korban Pembangunan di Pulau Rinca
Wiratno menegaskan ketersedian pakan komodo di sekitar lokasi menjadi perhatian penting. Sebab, komodo memiliki sifat kanibal atau memakan komodo lainnya saat ketersedian pakan tidak tercukupi dengan baik.
"Kalau makanannya enggak cukup dia akan saling makan. Telornya juga akan dimakan. Sehingga anaknya begitu lahir akan naik ke pohon," kata dia.
Wiratno menyebut populasi komodo cenderung mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Pada 2018 sebanyak 2.897 ekor dan pada 2019 bertambah menjadi 3.022 ekor.
Konsentrasi populasinya berada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Sebanyak tujuh ekor di Pulau Padar, 69 ekor di Gili Motang, dan 91 ekor di Nusa Kode.
Sementara itu populasi komodo di area Lembah Loh Buaya tersebar di 500 hektare atau 2,5 persen dari total luas Pulau Rinca 20.000 hektare. Sedangkan pembangunan sarpas dilakukan di atas lahan satu hektare.
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memastikan pelestarian komodo tetap terjamin di tengah penataan sarana dan prasrana (sarpras) wisata di Loh Buaya, Pulau Rinca kawasan
Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perkembangan komodo terpantau sejak 2012.
Metode pemantaun dilakukan dengan memasang cip di tubuh komodo. Sejauh ini, ada 1.200-an cip yang telah terpasang.
"Jadi ada 1.217 ekor yang dikasih cip. Nanti semua komodo akan dipasang cip," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
KLHK Wiratno kepada
Medcom.id, Senin, 9 November 2020.
Petugas akan melakukan pemantauan di 11 lokasi dengan 220 titik pemantauan. Sistem kerja petugas dibantu dengan menyebar kamera jebak.
Bahkan, kata dia, pemantauan pergerakan rusa dan kerbau juga dilakukan untuk menjamin pakan bagi kadal raksasa itu. Saat ini terdapat kurang lebih 3.000 populasi rusa dan 1.000 populasi kerbau.
"Sekarang dari Dirjen Penegakan Hukum melakukan patroli untuk memastikan tidak ada perburuan dari Pulau Bima. Semua pulau didirikan pos jaga," tuturnya.
Baca:
Komodo Dipastikan Tidak Menjadi Korban Pembangunan di Pulau Rinca
Wiratno menegaskan ketersedian pakan komodo di sekitar lokasi menjadi perhatian penting. Sebab,
komodo memiliki sifat kanibal atau memakan komodo lainnya saat ketersedian pakan tidak tercukupi dengan baik.
"Kalau makanannya enggak cukup dia akan saling makan. Telornya juga akan dimakan. Sehingga anaknya begitu lahir akan naik ke pohon," kata dia.
Wiratno menyebut populasi komodo cenderung mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Pada 2018 sebanyak 2.897 ekor dan pada 2019 bertambah menjadi 3.022 ekor.
Konsentrasi populasinya berada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Sebanyak tujuh ekor di Pulau Padar, 69 ekor di Gili Motang, dan 91 ekor di Nusa Kode.
Sementara itu populasi komodo di area Lembah Loh Buaya tersebar di 500 hektare atau 2,5 persen dari total luas Pulau Rinca 20.000 hektare. Sedangkan pembangunan sarpas dilakukan di atas lahan satu hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)