Edy Mulyadi. Medcom.id/Siti Yona Hukmana
Edy Mulyadi. Medcom.id/Siti Yona Hukmana

Edy Mulyadi, Mulutmu Harimaumu

MetroTV • 02 Februari 2022 11:23
Ujaran kebencian yang dilakukan Edy Mulyadi terus memenuhi headline pemberitaan di media sosial. Pernyataan Edy Mulyadi dalam video youtubenya (23/1/2022) yang mengungkapkan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan berada di lokasi “Tempat jin buang anak” berbuntut panjang. Bahkan pernyataan tersebut ditanggapi Azam Khan, rekan Edy Mulyadi, yang berkata 'hanya monyet' yang akan tinggal disitu. Lengkap sudah pernyataan Edy menuai hujatan.
 
“Ini ada sebuah tempat elite, punya sendiri yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak (Ibu Kota Negara Baru).” Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo, ngapain gue bangun di sana," ucap Edy Mulyadi. Ucapan itu terdengar sinis dan kasar, terutama buat warga Kalimantan.
 
Berbagai organisasi massa, juga beragam persatuan warga kalimantan hingga suku dayak asli Kalimantan menyatakan tidak terima dengan ungkapan Edy. Tidak masuk akal bagi warga Kalimatan melihat Edy menyasar soal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dengan ujaran kebencian.

Baca Juga:
KPK Panggil Ardian Noervianto Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka

 
Hinaan terbuka Edy dianggap tidak hanya menyudutkan dan mendiskreditkan warga Kalimantan. Edy pun disuguhi reaksi kemarahan warga Kalimantan dengan memamerkan ilmu kesaktian berupa mandau terbang. Targetnya jelas. Nyawa Edi Mulyadi dalam bahaya jika tidak segera minta maaf kepada warga Kalimantan.
 
Setelah viral dan mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak, Edy Mulyadi melunak. Ia pun meminta maaf melalui akun youtube nya pada Senin (24/1/2022). Edy berdalih bahwa daerah Kalimantan merupakan tempat jin buang anak, hanya untuk menggambarkan Kalimantan adalah lokasi yang jauh. Ia mengulangi ucapannya sendiri, “Kita punya tempat bagus mahal di Jakarta, tiba-tiba kita jual kita pindah ke tempat jin buang anak.” Edy Mulyadi pun menduga ucapannya digoreng oleh pihak-pihak tertentu.
 
Dewan Adat Dayak Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu pihak yang mengutuk keras ujaran kebencian Edy Mulyadi. “Kami minta Edy Mulyadi dan kawan-kawannya segera ditangkap dan diproses secara hukum pidana dan hukum adat.” Tegas Ketua Dewan Adat Dayak, Antonius L. Ain Pamero (25/1/2022). Pamero menegaskan bahwa Pulau Kalimantan dan warganya bukan seperti yang diucapkan Edy Mulyadi. Selain itu Dewan Adat Dayak juga meminta Edy dan kawan-kawannya meminta maaf kepada masyarakat Kalimantan secara terbuka baik melalui media sosial dan elektronik.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan