Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengusut kasus penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat sejak awal kasus mencuat. Digandengnya Komnas HAM di tim gabungan Polri tak akan mengubah hasil penyelidikan lembaga independen tersebut.
"Memang bekerjanya sangat awal mengumpulkan semua informasi yang ada. Khususnya dari media, media konvensional maupun sosial media," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Juli 2022.
Ajakan bergabung tim gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo disambut baik. Menurut Chairul, hal itu bentuk spirit keterbukaan dan kepercayaan kepada Komnas HAM, sebagai pengawas eksternal.
"Namun demikian sampai tadi siang itu kami masih bertanya-tanya ini mekanisme bagaimana? dan apa posisi Komnas HAM," ujar Anam.
Kemudian, dia diundang ke Mabes Polri dan bertemu dengan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Agung Budi Maryoto selalu Ketua tim gabungan. Dalam pertemuan itu juga ditekankan Komnas HAM adalah lembaga yang bersifat independen. Polri disebut mempersilakan Komnas HAM melakukan penyelidikan sendiri.
"Jadi, kami dengan tim yang sudah di bagian saya khususnya di pemantauan dan penyidikan memang sejak awal sudah mulai mengumpulkan itu. Kami tetap bekerja sesuai mandat dan karakter Komnas HAM, terus bagaimana hubungannya dengan teman-teman Kepolisian? Itu persis kayak tahun 2019, jadi koordinasi akan tetap berjalan," jelas Anam.
Bahkan, Anam mengatakan Polri akan membuka selebar-lebarnya aksesibilitas untuk Komnas HAM dalam penyelidikan insiden penembakan tersebut. Polri dan Komnas HAM disebut bisa bertukar informasi.
"Di tengah proses agar memang semangat untuk transparansi, semangat untuk akuntabilitas, semangat untuk mengatakan yang fakta adalah fakta dan sebagainya. Itu terwujud dari kita semua," ungkap Anam.
Dia memastikan akan terus berkoordinasi dengan Polri, khususnya tim gabungan. Agar ketika ada temuan bisa langsung diproses.
"Itu yang berikutnya memang komitmen untuk saling membuka akses khususnya bagi Komnas HAM, karena di banyak pengalaman dengan pembukaan akses sangat baik sangat luas itu membuat terangnya peristiwa semakin lebar," katanya.
Tim gabungan itu dikomandoi Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan diketuai Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto. Lalu, beranggotakan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, serta Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Ahmad Dofiri.
Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (
Komnas HAM) telah mengusut kasus
penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat sejak awal kasus mencuat. Digandengnya Komnas HAM di tim gabungan Polri tak akan mengubah hasil penyelidikan lembaga independen tersebut.
"Memang bekerjanya sangat awal mengumpulkan semua informasi yang ada. Khususnya dari media, media konvensional maupun sosial media," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Juli 2022.
Ajakan bergabung tim gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo disambut baik. Menurut Chairul, hal itu bentuk
spirit keterbukaan dan kepercayaan kepada Komnas HAM, sebagai pengawas eksternal.
"Namun demikian sampai tadi siang itu kami masih bertanya-tanya ini mekanisme bagaimana? dan apa posisi Komnas HAM," ujar Anam.
Kemudian, dia diundang ke Mabes Polri dan bertemu dengan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Agung Budi Maryoto selalu Ketua tim gabungan. Dalam pertemuan itu juga ditekankan Komnas HAM adalah lembaga yang bersifat independen. Polri disebut mempersilakan Komnas HAM melakukan
penyelidikan sendiri.
"Jadi, kami dengan tim yang sudah di bagian saya khususnya di pemantauan dan penyidikan memang sejak awal sudah mulai mengumpulkan itu. Kami tetap bekerja sesuai mandat dan karakter Komnas HAM, terus bagaimana hubungannya dengan teman-teman Kepolisian? Itu persis kayak tahun 2019, jadi koordinasi akan tetap berjalan," jelas Anam.
Bahkan, Anam mengatakan Polri akan membuka selebar-lebarnya aksesibilitas untuk Komnas HAM dalam penyelidikan insiden penembakan tersebut. Polri dan Komnas HAM disebut bisa bertukar informasi.
"Di tengah proses agar memang semangat untuk transparansi, semangat untuk akuntabilitas, semangat untuk mengatakan yang fakta adalah fakta dan sebagainya. Itu terwujud dari kita semua," ungkap Anam.
Dia memastikan akan terus berkoordinasi dengan Polri, khususnya tim gabungan. Agar ketika ada temuan bisa langsung diproses.
"Itu yang berikutnya memang komitmen untuk saling membuka akses khususnya bagi Komnas HAM, karena di banyak pengalaman dengan pembukaan akses sangat baik sangat luas itu membuat terangnya peristiwa semakin lebar," katanya.
Tim gabungan itu dikomandoi Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan diketuai Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto. Lalu, beranggotakan Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, serta Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Ahmad Dofiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)