Jalan Pahlawan TRIP Malang sebelumnya dikenal dengan Jalan Salak. Perubahan nama jalan ini dilatarbelakangi oleh kisah heroik para pahlawan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Malang.
Pada ujung timur Jalan Pahlawan TRIP Malang, terdapat sebuah Patung TRIP di tengah taman kecil. Patung berwarna coklat keemasan ini mengambarkan dua sosok pemuda yang berdiri mengenakan seragam tentara memanggul senjata.
Pada situs ini terdapat plakat bertuliskan 'AKU TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR JAWA TIMUR (TRIP JATIM): "LEBIH BAIK MATI BERTEMPUR MELAWAN PENJAJAH BELANDA DARIPADA HIDUP SEBAGAI PELAJAR JAJAHAN".

Monumen TRIP di Kota Malang. (Medcom.id/Daviq Umar)
Sekitar 50 meter ke arah barat dari patung tersebut terdapat sebuah situs Taman Makam Pahlawan TRIP. Pada situs ini dimakamkan dalam satu pusara jasad 35 anggota pelajar pejuang bersenjata TRIP Jatim yang telah gugur.
Puluhan anggota TRIP ini gugur saat bertempur melawan tentara penjajah Belanda di kawasan tersebut. Peristiwa itu terjadi saat Agresi Militer Belanda I, tepatnya 31 Juli 1947 silam.
Pada situs ini juga terdapat sejumlah plakat yang menggambarkan perjuangan Pahlawan TRIP dan nama-nama pejuang yang gugur. Selain itu, juga ada sebuah makam persegi panjang berukuran cukup besar dengan nisan putih di tengahnya.
Baca juga: 4 Fakta Rumah Rengasdengklok, Saksi Sejarah Kemerdekaan RI |
Sebagai informasi, pada 31 Juli 1947, pasukan TRIP Batalyon 5000 Malang bertempur dengan pasukan Belanda di Jalan Salak (saat ini Jalan Pahlawan TRIP). Pasukan TRIP berisikan para pemuda asal Malang berusia 13-18 tahun yang ingin ikut berjuang menjadi tentara.
Saat itu, tembak-menembak antara pasukan TRIP dengan pasukan Belanda terjadi di Lapangan Pacuan Kuda Betek hingga Jalan Salak. Pertempuran berlangsung selama kurang lebih lima jam.
Pada pertempuran ini, pasukan TRIP tetap memberikan perlawanan sengit meski hanya menggunakan senjata sederhana. Sedangkan, pasukan belanda yang terlatih dilengkapi dengan persenjataan lebih canggih, bahkan termasuk beberapa tank.
Total 35 pelajar gugur dan beberapa korban luka-luka tertawan, termasuk komandan kompi. Komandan Batalyon TRIP 5000 Malang, Susanto, pun gugur di depan Gereja Ijen, di ujung Jalan Salak. Pada 31 Juli 1947, Kota Malang pun berhasil diduduki Belanda.
35 anggota TRIP yang gugur kemudian dikubur dalam satu lubang yang letaknya tidak jauh dari markas TRIP di Jalan Salak. Monumen dan plakat nama-nama ke-35 anggota TRIP pun didirikan di jalan tersebut untuk mengenang jasa mereka.

Pahlawan TRIP, merupakan nama sebuah jalan di Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. (Medcom.id/Daviq Umar)
Arek Malang diajak meneladani semangat juang Pahlawan TRIP
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengajak seluruh anak bangsa khususnya arek-arek (pemuda-pemuda) Malang untuk tidak melupakan sejarah perjuangan Pahlawan TRIP. Mereka juga diminta meneladani jiwa patriotisme para pendahulu yang gugur untuk meraih kemerdekaan Indonesia dari penjajah.
“Mudah-mudahan ke depan kita dapat terus mengawal perjuangan beliau. Kami sebagai penerus, mengucapkan ribuan terima kasih kepada keluarga besar TRIP. Karena perjuangan yang luar biasa dari keluarga TRIP, sehingga kami saat ini bisa merasakan kemerdekaan saat ini,” kata Sutiaji, Senin, 1 Agustus 2022.
Baca juga: Pemkot Malang Bagikan 10 Juta Bendera Merah Putih |
Sutiaji menegaskan, Monumen Pahlawan TRIP merupakan sebuah saksi sejarah para pemuda di masa itu telah memiliki jiwa patriotisme yang luar biasa. Sebab, di usia yang terhitung masih belia, mereka ikut berjuang melawan penindasan penjajah.
“Untuk itu kita kuatkan kolaborasi termasuk dengan keluarga besar TRIP. Karena ini menjadi bagian dari mengisi kemerdekaan. Mudah-mudahan kelak anak-anak bangsa kita tidak pernah melupakan bagaimana sejarah perjuangan yang walaupun beliau-beliau dulu tidak minta dikenang. Namun karena ketulusan dan keikhlasannya beliau-beliau kini sudah tersenyum senang karena telah mencurahkan semuanya untuk Indonesia,” jelas dia.

Monumen berisi nama-nama pahlawan pelajar yang gugur melawan penjajahan. (Medcom.id/Daviq Umar)
Orang nomor satu di Kota Malang ini pun meminta agar perjuangan Pahlawan TRIP dijadikan sebuah contoh bagi para pemuda di Malang untuk tetap bersatu. Perjuangan mereka dapat menjadi pelajaran bagi para pemuda agar tak mudah terpecah belah.
“Maka ayo anak bangsa saat ini jangan terpecahbelahkan oleh kepentingan-kepentingan sesaat, nilai-nilai perjuangan ini jangan dibawa ke mana-mana, jangan dibawa ke politik yang hanya sesaat untuk kepentingan orang atau kelompok tertentu bawalah ini untuk Indonesia. Jangan korbankan kebersamaan, kesukuan kita, Indonesia yang sudah perjuangannya luar biasa,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id