Tanggapan pemerintah terhadap protes selama sebulan di salah satu universitas ternama di negara itu juga membuat khawatir Washington dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keduanya mengutuk retorika "homofobik" oleh para pejabat.
Soylu menyebut beberapa pengunjuk rasa sebagai "LGBT menyimpang" dan Presiden Erdogan mengatakan pada Rabu "tidak ada yang namanya" LGBT.
Tanggapan AS
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price pada 4 Februari membantah tuduhan keterlibatan yang dilayangkan Turki.“Amerika Serikat tidak terlibat dalam upaya kudeta 2016 di Turki dan kami mengutuknya. Penegasan baru-baru ini yang bertentangan dengan yang dibuat oleh pejabat senior Turki sepenuhnya salah,” tegas Price, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.
“Pernyataan ini dan klaim lain yang tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab atas tanggung jawab AS mengenai peristiwa di Turki tidak sejalan dengan status Turki sebagai Sekutu NATO dan mitra strategis Amerika Serikat,” imbuhnya.
Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan dan pemerintahannya pada 15 Juli 2016. Saat itu tentara pembangkang menguasai pesawat tempur, helikopter dan tank untuk merebut institusi negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News