Naftali Bennett, calon pengganti Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel. Foto: AFP
Naftali Bennett, calon pengganti Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel. Foto: AFP

Naftali Bennett, Calon PM Israel yang Tak Masalah Bunuh Warga Arab

Fajar Nugraha • 03 Juni 2021 09:40
Tel Aviv: Oposisi Israel dipastikan akan membentukan pemerintahan baru yang bisa melengserkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Bersama Yair Lapid, Naftali Bennett akan menggantikan Netanyahu.
 
Yair Lapid mengumumkan kepada Presiden Reuven Rivlin bahwa koalisi oposisi yang dibentuknya berhasil sepakati pemerintahan baru. Dengan ini, mereka mengakhiri pemerintahan PM Netanyahu yang sudah berlangsung selama 12 tahun.
 
Baca: Oposisi Selangkah Lagi Gulingkan Benjamin Netanyahu dari Kursi PM Israel.

Lapid dan Bennett akan bergantian menjabat sebagai perdana menteri. Untuk pertema, Bennett akan menjadi perdana menteri yang kemudian dilanjutkan oleh Lapid dua tahun setelahnya.
 
Tetapi satu hal yang perlu diperhatikan, pembentukan pemerintahan baru di Israel yang baru saja diumumkan bukanlah alasan untuk dirayakan. “Bagi mereka yang mungkin berpikir Perdana Menteri baru Israel Naftali Bennett harus menjadi perbaikan setelah 12 tahun rasisme mengerikan dari Benjamin Netanyahu, patu dipikirkan lagi!,” pernyataan dari Palestine Solidarity Network Aoteoro, seperti dikutip dari Scoop, Kamis 3 Juni 2021.
 
Netanyahu terkenal karena pernyataan kebencian ras seperti:
- “Cara menghadapi orang Palestina adalah dengan memukuli mereka. Bukan sekali tapi berkali-kali, pukul mereka sampai sakit sekali, sampai tak tertahankan”.
 
- “Palestina adalah ancaman eksistensial bagi Israel.”
 
- “Israel bukan negara untuk semua warganya” (Dia membenarkan -,ini adalah negara apartheid,-Palestina adalah warga negara kelas dua).
 
- (Jika ada yang tidak yakin betapa rasisnya pernyataan ini – ganti kata “Palestina” dengan kata “Yahudi” dan baca lagi!).
 

 
Sementara Bennett berasal dari Yamina, sebuah partai sayap kanan. Seperti Netanyahu, dia adalah seorang rasis yang matang sepenuhnya. Dia bahkan tidak mendukung solusi dua negara untuk Palestina dan partai politiknya melihat orang Palestina -,semua orang Palestina,- sebagai musuh.
 
Bennett tercatat sebagai pendukung pembunuhan warga Palestina yang ditawan. Mantan perwira Angkatan Pertahanan Israel itu mengatakan: "Saya telah membunuh banyak orang Arab dalam hidup saya dan tidak ada masalah dengan itu.”
 
Orang nomor dua dalam Partai Yamina, Ayelet Shaked, telah menyerukan genosida terhadap warga Palestina. Dia memposting di Facebook mengatakan "seluruh rakyat Palestina adalah musuh" dan membenarkan penghancurannya, "termasuk orang tua dan wanitanya, kota dan desanya, properti dan infrastrukturnya."
 
Shaked juga menyerukan pembantaian ibu-ibu Palestina yang melahirkan “ular-ular kecil.”
 
Sehari setelah posting Facebook Shaked, remaja Palestina Muhammad Abu Khudair diculik dan dibakar hidup-hidup oleh enam pemuda Yahudi Israel.
 
Di negara yang menghargai diri sendiri Bennett dan Shaked akan dipenjara karena menghasut kebencian ras dan kekerasan terhadap warga Palestina -,tetapi tidak,- mereka memimpin pemerintahan baru.
 
Terpilihnya Bennett seharusnya memberi sinyal kepada pemerintah Palestina, bahwa Palestina tidak akan pernah mendapatkan hak asasi manusia tanpa pertanggungjawaban serius atau sanksi yang diberlakukan terhadap Israel setelah 73 tahun rasisme, apartheid, dan kebrutalan tak terkendali terhadap warga Palestina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan