Para pejabat telah memerintahkan penyelidikan atas serangan itu. Sementara mereka yang dituduh mengalihkan kesalahan kepada Arab Saudi.
Baca: Arab Saudi Kutuk Keras Ledakan di Bandara Yaman.
Abdulelah Hajar, seorang diplomat veteran Yaman yang sekarang menjabat sebagai penasihat kepresidenan Dewan Politik Tertinggi Houthi, menyampaikan belasungkawa bagi para korban dan mengeluarkan tuduhan terselubung terhadap Arab Saudi.
"Tidak memerlukan intelijen atau analisis untuk mengetahui bahwa siapa pun yang melakukan tindakan kriminal teroris dengan mengebom bandara Aden adalah orang yang sama yang melakukan agresi terhadap Yaman enam tahun lalu. Mereka telah membunuh serta melukai ratusan ribu orang Yaman yang tidak bersalah dengan serangan udara dan melakukan pengepungan oleh darat, udara dan laut," tulis Hajar di Facebook, menuduh Arab Saudi.
Dalam ketarangannya kepada Al Jazeera, sesama anggota Dewan Politik Tertinggi Mohammed al-Bukhaiti juga menyalahkan Arab Saudi.
Orang lain dalam kepemimpinan pro-Houthi Yaman menyalahkan faksi yang didukung Uni Emirat Arab (UEA), yang dengan keras berpisah dengan pemerintah Presiden Yaman yang diasingkan Abed Rabbo Mansour pada Agustus tahun lalu.
Arab Saudi telah berusaha untuk meredakan perselisihan dengan apa yang disebut Perjanjian Riyadh yang membuat kabinet yang menyeimbangkan kepentingan utara-selatan. Kabinet itu disumpah hanya dalam dua hari yang lalu meskipun ada ketidaknyamanan yang terus berlanjut.
Faktanya, konflik di Aden dan di berbagai gubernur Yaman yang diduduki oleh koalisi agresi melawan Yaman telah berkecamuk sejak lama, dan ini bukan hanya konflik politik, melainkan konflik militer dan perang skala besar. Sementara menurut Nasreddin Amer, Wakil Sekretaris Pusat Informasi pro-Houthi, Perjanjian Riyadh datang sebagai upaya pembebanan dari Arab Saudi pada para pihak yang bertikai, terutama mereka yang mengikuti UEA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News