Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra nyatakan pemutusan hubungan diplomatik dengan Maroko. Foto: AFP
Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra nyatakan pemutusan hubungan diplomatik dengan Maroko. Foto: AFP

Dianggap Bermusuhan, Aljazair Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Maroko

M Sholahadhin Azhar • 25 Agustus 2021 07:15
Aljir: Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra mengatakan bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko karena ‘tindakan bermusuhan’. Ini menjadi puncak dari ketegangan antara kedua negara di Afrika Utara terjadi berbulan-bulan.
 
Negara-negara tersebut telah lama menuduh satu sama lain mendukung gerakan oposisi sebagai proksi, dengan dukungan Aljazair untuk separatis di wilayah Sahara Barat yang disengketakan menjadi rebutan bagi Maroko.
 
"Aljazair telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Maroko mulai hari ini," Lamamra mengumumkan saat konferensi pers, seperti dikutip AFP, Rabu 25 Agustus 2021.

"Sejarah telah menunjukkan, Maroko tidak pernah berhenti melakukan tindakan permusuhan terhadap Aljazair," tambahnya.
 
Dalam sebuah pernyataan Selasa malam, Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan langkah Aljazair "sama sekali tidak dapat dibenarkan" tetapi "diharapkan mengingat logika eskalasi yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir".
 
Pihak Maroko menambahkan bahwa keputusan untuk memutuskan hubungan didasarkan pada "dalih yang salah, bahkan tidak masuk akal".
 
Perpecahan itu menyusul tinjauan hubungan bilateral yang diumumkan oleh Aljazair pekan lalu karena menuduh tetangganya itu terlibat dalam kebakaran hutan mematikan yang melanda bagian utara negara itu.
 

 
Lamamra menuduh para pemimpin Maroko "bertanggung jawab atas krisis yang berulang" dan perilaku yang "menyebabkan konflik alih-alih integrasi" di Afrika Utara.
 
Akhir bulan lalu, Raja Maroko Mohamed VI menyesalkan ketegangan antara kedua negara, dan mengundang Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune "untuk membuat kebijaksanaan menang dan bekerja bersama untuk pengembangan hubungan antara kedua negara”.

Provokasi

Kebakaran hutan Aljazair, yang meletus pada 9 Agustus di tengah gelombang panas yang terik, membakar puluhan ribu hektar hutan dan menewaskan sedikitnya 90 orang, termasuk lebih dari 30 tentara, yang selanjutnya memicu ketegangan.
 
Sementara para kritikus mengatakan pihak berwenang Aljazair gagal mempersiapkan kebakaran, Tebboune menyatakan sebagian besar kebakaran berasal dari ‘kriminal’.
 
Pihak berwenang Aljazair menyalahkan gerakan kemerdekaan di wilayah Kabylie yang sebagian besar penduduknya Berber yang membentang di sepanjang pantai Mediterania di timur ibu kota.
 

Aljir menuduh Rabat mendukung separatis. "Provokasi Maroko mencapai klimaksnya ketika seorang delegasi Maroko untuk PBB menuntut kemerdekaan rakyat wilayah Kabylie," ujar Lamamra, Selasa.
 
Bulan lalu, Aljazair memanggil duta besarnya untuk Rabat untuk konsultasi setelah utusan Maroko untuk PBB, Omar Hilale, menyatakan dukungan untuk penentuan nasib sendiri di wilayah itu.
 
Pada saat itu, Kementerian Luar Negeri Aljazair mengatakan Maroko dengan demikian "secara terbuka dan secara eksplisit mendukung dugaan hak untuk menentukan nasib sendiri rakyat Kabylie".
 
Pihak berwenang Aljazair juga menuduh Gerakan Penentuan Nasib Sendiri Kabylie (MAK) terlibat dalam hukuman mati tanpa pengadilan terhadap seorang pria yang dituduh melakukan pembakaran selama kebakaran hutan baru-baru ini, sebuah insiden yang memicu kemarahan.
 
Aljazair pekan lalu menuduh Maroko mendukung kelompok itu, yang digolongkan sebagai "organisasi teroris".
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan