Pasukan Azerbaijan yang terlibat pertempuran dengan pasukan Armenia. Foto: AFP
Pasukan Azerbaijan yang terlibat pertempuran dengan pasukan Armenia. Foto: AFP

Turki Dituduh Kerahkan Jet Tempur F-16 Dukung Azerbaijan

Fajar Nugraha • 28 September 2020 16:59
Ankara: Media Inggris Daily Mail Senin 28 September 2020 menuduh bahwa Turki kembali melebarkan sayap untuk melakukan perang proxy. Konflik yang tengah berlangsung antara Azerbaijan dengan Armenia, menurut mereka ada campur tangan Turki.
 
Turki dinilai mengirim jet tempur F-16 di wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini yang menjadi sengketa antara Armeni dan Azerbaijan.
 
Hal itu disebutkan oleh tokoh separatis Armenia, Arayik Harutyunyan. Harutyunyan yang memplokamirkan diri sebagai Presiden Artsakh menyebutkan bahwa selain mengirim jet tempur, Turki juga mengerahkan tentara bayaran.

Baca: Korban Pertempuran Armenia-Azerbaijan Bertambah Jadi 39 Orang.
 
Separatis Armenia mengklaim mereka diserang oleh tentara bayaran Turki dan jet tempur F-16 di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. WIlayah itu diklaim sebagai bagian Azerbaijan tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia.
 
“Turki melakukan 'kebijakan agresif dan ekspansionis' di wilayah itu,” ujar Harutyunyan, seperti dikutip Daily Mail, Senin 28 September 2020.
 
Turki bersumpah untuk mendukung Azerbaijan menyusul bentrokan terburuk terjadi dalam beberapa tahun. Sementara Azerbaijan dan Turki adalah sekutu dekat, berbagi ikatan budaya dan bahasa. Hubungan antara Turki dan Armenia masih dirusak oleh tuduhan genosida awal abad ke-20 di mana sebanyak 1,5 juta orang Armenia dideportasi dan dibunuh.
 

 
Konflik proxy juga dapat menarik Rusia, sekutu Armenia yang memiliki pangkalan militer di negara tersebut, dan membawa kekacauan pada pasokan minyak dan gas global yang melewati pipa di wilayah Kaukasus Selatan.
 
Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan menjanjikan dukungan untuk sekutu tradisional Azerbaijan, mengatakan Armenia adalah 'ancaman terbesar bagi perdamaian di kawasan itu'. “Seluruh dunia untuk berdiri bersama Azerbaijan dalam pertempuran mereka melawan invasi dan kekejaman,” tegas Erdogan.
 
Sedangkan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan bahwa  pihaknya mempertahankan wilayahnya dan tujuannya benar.
 
Duta Besar Armenia untuk Rusia mengatakan bahwa Turki telah mengirim sekitar 4.000 pejuang dari Suriah utara ke Azerbaijan dan mereka ikut serta dalam pertempuran tersebut. Namun, seorang ajudan Aliyev menyebut tuduhan itu 'provokasi lain oleh pihak Armenia dan omong kosong'.
 
Presiden Donald Trump mengatakan pada Minggu bahwa Amerika Serikat akan berusaha untuk mengakhiri kekerasan.
 
"Kami sedang memeriksanya dengan sangat cermat.  Kami memiliki banyak hubungan baik di area itu. Kami akan lihat apakah kami bisa menghentikannya,” ucap Trump.
 

Calon Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden mendesak Gedung Putih untuk mendorong lebih banyak upaya mendesak gencatan senjata. Biden juga menyerukan Rusia “untuk berhenti memberikan senjata kepada kedua belah pihak”.
 
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, tetapi tidak ada rincian percakapan yang tersedia. Rusia memiliki pangkalan militer di Armenia dan menganggapnya sebagai mitra strategis di wilayah Kaukasus Selatan.
 
Kremlin telah menunjuk dirinya sebagai mediator tetapi Azerbaijan mengklaim bulan lalu bahwa Moskow 'secara intensif mempersenjatai Armenia' setelah bentrokan sebelumnya pada Juli.
 
"Bahan bangunan biasanya tidak disediakan di dalam pesawat, ada alat lain untuk itu," kata seorang pejabat Azerbaijan setelah Rusia mengatakan pesawat pengangkut strategis Il-76 hanya membawa bahan bangunan.
 
“Menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov sedang melakukan kontak intensif untuk membujuk para pihak agar menghentikan tembakan dan memulai negosiasi untuk menstabilkan situasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.
 
Uni Eropa, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) dan Paus Fransiskus semuanya menyerukan kedua negara untuk menghentikan aksi militer mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan