Kapten kapal perempuan pertama Mesir Marwa Elselehdar. Foto: Instagram
Kapten kapal perempuan pertama Mesir Marwa Elselehdar. Foto: Instagram

Kapten Kapal Perempuan Pertama Mesir Jadi Korban Berita Bohong Insiden Suez

Fajar Nugraha • 05 April 2021 10:58
Kairo: Kapten kapal perempuan pertama Mesir mengatakan, dia menjadi sasaran korban berita palsu yang menyalahkannya karena karamnya kapal kontainer Ever Given di Terusan Suez. Meskipun pada saat itu dia tengah bekerja di kapal yang jaraknya ratusan mil.
 
Marwa Elselehdar bekerja sebagai kapten kapal yang memimpin Aida IV di Alexandria ketika kapal Ever Given karam. Kapal seberat 220.000 ton itu memblokir salah satu rute pengiriman tersibuk di dunia selama enam hari.
 
Baca: Ever Given: Krisis Tak Biasa di Terusan Suez.

Perempuan berusia 29 tahun ini adalah tokoh feminis terkenal di Mesir. Pada 2015 ia menjadi kapten Mesir wanita termuda dan pertama yang melintasi Terusan Suez yang baru diperluas.
 
Dua tahun kemudian dia diapresiasi oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi selama perayaan Hari Perempuan. Instagramnya memiliki lebih dari 30.000 pengikut.
 
Tetapi ketika Ever Given menjadi sensasi online, rumor beredar di dunia maya bahwa bahwa Elselehdar-lah yang harus disalahkan.
 
"Saya merasa bahwa menjadi sasaran, karena sebagai perempuan yang sukses di bidang ini atau karena saya orang Mesir. Tapi saya tidak yakin," katanya kepada BBC, seperti dikutip pada Senin 5 April 2021.
 
Kapten Kapal Perempuan Pertama Mesir Jadi Korban Berita Bohong Insiden Suez
Kapal MV Ever Given sempat memblokir Terusan Suez. Foto: AFP
 

Berita utama yang sebelumnya merayakan kesuksesannya dipenuhi berita palsu, mengatakan bahwa dia yang harus disalahkan dan akun media sosial palsu dibuat atas namanya. Desas-desus itu menyebar luas di Mesir dan Elselehdar khawatir reputasinya bisa rusak.
 

 
"Artikel palsu ini berbahasa Inggris sehingga tersebar di negara lain," ujarnya. "Saya berusaha keras untuk menyangkal apa yang ada di artikel itu karena itu mempengaruhi reputasi saya dan semua upaya yang saya lakukan untuk menjadi saya sekarang,” jelasnya.
 
Dalam wawancara dengan BBC Arabic, Elselehdar mengatakan bahwa dia menghadapi seksisme di setiap pendidikannya. Dia belajar di Akademi Arab untuk Sains, Teknologi & Transportasi Maritim di Alexandria pada saat mereka hanya menerima laki-laki. Dia melamar meskipun ada pembatasan dan hanya diterima setelah tinjauan hukum oleh Hosni Mubarak yang menjadi presiden saat itu.
 
Baca: Antrean Ratusan Kapal di Terusan Suez Sudah Sepenuhnya Terurai.
 
"Orang-orang di masyarakat kami masih tidak menerima gagasan tentang gadis-gadis yang bekerja di laut jauh dari keluarga mereka untuk waktu yang lama," ujarnya kepada BBC.
 
"Tetapi ketika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda tidak perlu meminta persetujuan semua orang,” tegasnya.
 
Usai menyikapi berita bohong dalam sebuah video di akun Instagram-nya, Elselehdar mengatakan bahwa dia didorong oleh tanggapan tersebut, terlepas dari komentar yang dia terima.
 
"Pesan saya untuk para perempuan yang ingin berkecimpung di bidang maritim adalah memperjuangkan apa yang Anda sukai dan tidak membiarkan hal negatif memengaruhi Anda," ucap Elselehdar, yang juga memegang gelar Magister Administrasi Bisnis dari Cardiff Metropolitan University.
 
Organisasi Maritim Internasional mengatakan, perempuan hanya menyumbang dua persen dari pelaut dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan