Pemimpin National Rassemblement, Marine Le Pen pun bersuara dengan kasus ini. "Islamisme sedang mengobarkan perang terhadap kami, dengan paksa kami harus mengusirnya dari negara kami," ucap Marine Le Pen.
Kebanyakan spanduk pada aksi unjuk rasa Minggu bertuliskan "Je suis Samuel" atau menyatakan nilai-nilai seperti "Tidak untuk totalitarianisme pemikiran", media Prancis melaporkan.
"Kebebasan berekspresi, kebebasan untuk mengajar!", Teriak orang-orang di Paris.
Tapi perasaan lain juga terlihat. “‘Tidak untuk Islamisasi’ dan ‘Nazislamisasi memotong leher kami’,” sebut beberapa plakat.
Sementara itu, Macron mendesak orang-orang Prancis untuk tidak membiarkan kejahatan memecah belah mereka lebih jauh. "Ini pertempuran kami dan ini eksistensial. Mereka (teroris) tidak akan berhasil. Mereka tidak akan memecah belah kami. Kita harus berdiri bersama sebagai warga negara," tegas Macron.
Paty, yang berusia 47 tahun, meninggalkan seorang istri dan seorang putra berusia lima tahun. Pembunuhannya menarik perhatian dunia internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News