London: Ilmuwan Inggris memulai studi pada Kamis 4 Februari 2021 untuk mengetahui apakah vaksin virus korona dapat dicampur dan dicocokkan kemanjurannya dari tiap-tiap produsen vaksin covid-19.
Vaksin yang diluncurkan sekarang membutuhkan dua dosis. Sementara warga dijadwalkan mendapatkan dua suntikan dari jenis yang sama, dengan jarak berminggu-minggu.
Pedoman di Inggris dan AS menyatakan bahwa vaksin tidak dapat dipertukarkan. Tetapi vaksin dapat dicampur jika jenis yang sama tidak tersedia untuk dosis kedua atau jika tidak diketahui apa yang diberikan untuk suntikan pertama.
Peserta dalam studi yang didanai pemerintah akan mendapatkan satu suntikan vaksin AstraZeneca diikuti dengan satu dosis dari Pfizer, atau sebaliknya.
“Studi ini akan memberi kita wawasan yang lebih luas tentang bagaimana kita dapat menggunakan vaksin untuk tetap mampu melawan penyakit jahat ini,” kata Wakil Kepala Petugas Medis Inggris, Jonathan Van Tam.
“Mengingat tantangan untuk mengimunisasi jutaan orang di tengah kekurangan vaksin global, akan ada keuntungan memiliki data yang dapat mendukung kampanye imunisasi yang lebih ‘fleksibel’,” tuturnya.
Semua vaksin covid-19 melatih tubuh untuk mengenali virus korona, sebagian besar adalah protein yang melapisinya.
Vaksin dari AstraZeneca dan Pfizer menggunakan teknologi yang berbeda. AstraZeneca menggunakan virus flu biasa untuk membawa gen spike ke dalam tubuh. Pfizer dibuat dengan meletakkan sepotong kode genetik yang disebut mRNA -,instruksi untuk protein lonjakan itu,- di dalam bola kecil lemak.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan