Hal ini disampaikan berdasarkan sebuah studi baru yang menggarisbawahi pentingnya vaksinasi massal bagi jalan keluar dari pandemi.
Studi ini dilakukan para peneliti di University of Oxford. Dalam studi didokumentasikan bukti bahwa vaksin covid-19 dapat mengurangi penularan virus.
Dilansir dari New York Times, Rabu, 3 Februari 2021, para peneliti mengukur dampak pada penularan dengan melakukan swab pada peserta setiap pekan untuk mendeteksi tanda-tanda virus. Jika seseorang terinfeksi, virus tidak dapat menyebar.
Mereka menemukan penurunan penularan sebanyak 67 persen pada peserta vaksinasi yang swab dengan hasil positif. Hasilnya, dirinci oleh para peneliti di University of Oxford dan AstraZeneca dalam sebuah manuskrip bahwa vaksin dapat mengurangi transmisi hampir dua pertiga. Namun, hasil ini belum ditinjau rekan sesama peneliti lain.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca-Oxford Efektif 76% Setelah 3 Bulan Suntikan Dosis Pertama
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock memuji hasil studi itu sebagai hal yang sangat luar biasa.
"Kami sekarang tahu vaksin University of Oxford juga mengurangi penularan dan itu akan membantu kita semua keluar dari pandemi ini," kata Hancock.
"Hasilnya harus memberi keyakinan kepada semua orang bahwa vaksinasi ini bekerja tidak hanya untuk membuat Anda tetap aman, tapi juga mencegah Anda menularkan virus kepada orang lain," imbuhnya.
Peneliti Oxford dan AstraZeneca juga menemukan bahwa satu dosis vaksin 76 persen efektif mencegah covid-19. Data diukur tiga bulan setelah suntikan pertama diberikan, namun tidak termasuk periode tiga minggu awal yang diperlukan agar perlindungan dapat diterapkan.
Hasil menggembirakan ini mendukung strategi yang diterapkan Inggris dan negara lain untuk memprioritaskan penyediaan vaksin dosis pertama sebanyak mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News