Peristiwa dalam beberapa pekan terakhir telah membawa hubungan AS-Rusia ke titik terendah sejak Perang Dingin. Rusia telah mengirim lebih dari 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina, dan Presiden Vladimir Putin telah menuntut agar NATO tidak pernah mengakui Ukraina sebagai anggota. Hal tersebut meruakan semua bagian dari upayanya untuk melindungi dan memperbesar lingkup pengaruh negaranya di Eropa Timur.
Pemerintahan Biden telah berjanji untuk menanggapi invasi Rusia ke Ukraina dengan sanksi ekonomi yang melumpuhkan.
Baca: Isu Ukraina Memanas, AS Ancam Jatuhkan 'Sanksi Terberat' kepada Rusia.
Pertemuan Dewan Keamanan ditunda setelah dua jam tanpa tindakan yang diambil - meskipun tidak ada yang diharapkan. Pada akhirnya Dubes Nebenzia meninggalkan rapat sebelum selesai. Sedangkan Dubes Thomas-Greenfield kemudian mengatakan bahwa Rusia “tidak memberi kami jawaban yang kami harapkan akan mereka berikan.”

Dubes AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield. Foto: UNTV
Tetapi pemerintahan Biden menganggap pertemuan itu sebagai tempat penting untuk menunjukkan tekad Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghadapi Rusia atas Ukraina.
“Jika Rusia tulus menangani masalah keamanan kami masing-masing melalui dialog, Amerika Serikat dan Sekutu serta mitra kami akan terus terlibat dengan itikad baik,” kata Biden dalam pernyataan Gedung Putih tentang pertemuan tersebut.
“Jika sebaliknya Rusia memilih untuk menjauh dari diplomasi dan menyerang Ukraina, Rusia akan memikul tanggung jawab, dan itu akan menghadapi konsekuensi yang cepat dan berat,” imbuh Biden.
Putin, yang tidak berbicara secara terbuka tentang Ukraina sejak Desember, tetap diam.
Pada satu titik selama pertemuan, Thomas-Greenfield mengatakan, penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina mencerminkan “peningkatan pola agresi yang telah kita lihat dari Rusia lagi dan lagi.”
“Jika Rusia menginvasi Ukraina, tidak seorang pun dari kita akan dapat mengatakan bahwa kita tidak melihatnya datang,” sebut Thomas-Greenfield.
Sementara Nebenzia mengatakan dengan jelas bahwa Rusia menginginkan perdamaian dan menuduh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya membuat krisis palsu untuk melemahkan Rusia. Selain itu AS di matanya juga membuat jurang pemisah antara Rusia dan Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News