ketika Amerika Serikat menuduh Rusia membahayakan perdamaian dengan mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, sementara diplomat Kremlin menepis apa yang mereka sebut histeria AS.
“Situasi yang kita hadapi di Eropa mendesak dan berbahaya,” kata Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield dalam sambutan pembukaannya, seperti dikutip The New York Times, Selasa 1 Februari 2022.
“Tindakan Rusia menyerang inti dari piagam PBB,” tegasnya.
Baca: Rusia Tuduh NATO Berusaha Seret Ukraina ke Dalam Aliansi.
Sementara perwakilan Rusia, Vasily Nebenzia, menggambarkan Amerika sebagai provokator, “menimbulkan ketegangan dan memprovokasi eskalasi,”. Dirinya pun dia bersikeras bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menyerang Ukraina.
"Anda hampir mewujudkan untuk ini (provokasi),” kata Nebenzia sambil memandang ke arah Dubes Thomas-Greenfield.
“Anda ingin itu terjadi. Anda sedang menunggu hal itu terjadi, seolah-olah Anda ingin membuat kata-kata Anda menjadi kenyataan,” tegasnya.

Dubes Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia. Foto: UNTV
Pertemuan itu -,yang diminta oleh Amerika Serikat pekan lalu,- adalah arena paling penting bagi kedua kekuatan untuk mempengaruhi opini dunia atas Ukraina. Dan pertemuan memiliki semua atmosfer Perang Dingin dari perdebatan sengit yang pernah menyela sesi dewan selama hari-hari menegangkan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet beberapa dekade lalu.
Krisis saat ini di sekitar Ukraina telah membara sejak Rusia mencaplok bekas Semenanjung Krimea hampir delapan tahun lalu setelah pemerintah yang bersahabat dengan Rusia di Ukraina digulingkan.